JAKARTA, DISWAY.ID - Fenomena Aurora Borealis terlihat di langit sebagian negara di wilayah Amerika dan Eropa.
Penampakan fenomena cahaya utara atau Northern Lights ini memang sangat langka karena biasanya terjadi di daerah kutub saja.
Akan tetapi, disebutkan bahwa munculnya Aurora ini adanya pengaruh dari fenomena Badai Matahari yang kuat sampai ke bagian selatan.
BACA JUGA:Mengenal Jembatan Sungai Yangtze, Lokasi Insiden Fat Cat Bunuh Diri yang Viral di China
BACA JUGA:Pesawat Tempur F-16 Singapura Jatuh Usai Lepas Landas di Pangkalan Udara Tengah
Melansir dari Al Jazeera, fenomena Badai Matahari yang kuat tersebut menghantam bumi dan menghasilkan pemandangan warna-warni yang sangat menakjubkan di langit belahan bumi bagian utara pada Sabtu, 11 Mei 2024 pagi.
Sebelumnya, diketahui Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA) telah mengeluarkan peringatan Badai Geomagnet yang jarang terjadi saat ledakan matahari mencapai bumi di hari Jumat, 10 Mei 2024.
Lalu, mengutip dari BBC, cahaya-cahaya ini terlihat usai salah satu badai geomagnetik terkuat selama bertahun-tahun menghantam bumi.
Badai itu meningkatkan peluang untuk munculnya cahaya-cahaya utara yang kini kerap disebut dengan Aurora Borealis.
NOAA juga mengatakan jika dampak dari badai matahari ini juga turut menghasilkan pemandangan cahaya di utara sampai selatan Amerika Serikat, dari Alabama dan California Utara.
BACA JUGA:Musik Metal Makin Populer di Arab Saudi, Wacken Metal Battle Middle East Meraung di Jeddah
BACA JUGA:Indonesia Usul Pengurangan Pembayaran Proyek KF-21 pada Korea Selatan
Menurut BBC Sky at Night, Northern Lights atau dikenal dengan Aurora Borealis ini adalah sebuah fenomena cahaya utara yang tercipta dari medan magnet bumi yang berinteraksi dengan partikel-partikel matahari.
Kekuatan dari partikel matahari tersebut menunjukkan betapa kuatnya fenomena aurora terjadi.
Untuk melihat fenomena ini tidak bisa setiap hari, hanya dua waktu dalam setahun, yaitu pada bulan Januari-Maret, September-Oktober.