Garuda Indonesia Dianggap Gagal Oleh Kemenag pada Musim Haji 2024

Rabu 22-05-2024,16:20 WIB
Reporter : Sabrina Hutajulu
Editor : M. Ichsan

BACA JUGA:Mesin Pesawat Terbakar, Garuda Indonesia Kena Semprot Kemenag: Profesional Dong!

Kedua, keterlambatan penerbangan. Ontime performance (OTP) Garuda Indonesia juga sangat buruk. 

Kemenag mencatat, prosentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi, mencapai 47,5%.

“Dari 80 penerbangan, 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan,” tegas Anna. 

Ketiga, pecah kloter. Perencanaan Garuda Indonesia juga meleset. Pecah kloter yang awalnya diperkirakan hanya akan terjadi satu kali, ternyata terjadi beberapa kali. 

BACA JUGA:Imbas Insiden Mesin Pesawat Jemaah Haji Terbakar Saat Lepas Landas di Makassar, Kemenag Minta Garuda Indonesia Profesional

BACA JUGA:Detik-detik Mesin Garuda Bawa Jemaah Haji Terbakar Saat Take Off, Pilot Putuskan Mendarat Darurat di Bandara Sultan Hasanuddin

“Salah satunya pecah kloter dialami UPG-06 karena Garuda tidak bisa menggantikan pesawat yang mesinnya rusak dengan jenis pesawat yang sama,” sebut Anna. 

“Kami mencatat sampai hari ini sudah ada empat penerbangan yang pecah kloter. Maksudnya, satu kloter jemaah tidak bisa diterbangkan secara bersama-sama,” sambungnya.

“Potensi ini masih bisa bertambah jika tidak dimitigasi dengan baik karena masa penerbangan jemaah ke Tanah Suci masih akan berlangsung hingga 10 Juni mendatang,” katanya lagi.

Keempat, tas kabin dan kursi roda jemaah tidak terbawa. Peristiwa ini dialami oleh penerbangan jemaah kloter 28 Embarkasi Solo (SOC 28). 

Ada 11 kursi roda dan 120 koper kabin yang tidak terangkut. 

BACA JUGA:Mesin Pesawat Terbakar di Udara Saat Bawa Jamaah Haji di Makassar, Begini Penjelasan Garuda

BACA JUGA:Erick Thohir Mengucapkan Terima Kasih Kepada Garuda Muda Meskipun Gagal ke Olimpiade Paris

Akibatnya jemaah dan petugas mencari-cari setelah mereka mereka mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

“Ini bahkan tidak ada informasi dari Garuda. Padahal petugas haji pontang panting terus mencarinya. Belakangan kita tahu bahwa 11 kursi roda dan 120 koper kabin itu tidak terbawa dan baru diterbangkan bersama pesawat yang memberangkatkan kloter 33 Embarkasi Solo atau SOC 33,” papar Anna.

Kategori :