JAKARTA, DISWAY.ID -- Adanya investasi baru di sektor industri pengolahan susu, khususnya produsen susu cair, menyebabkan peningkatan kebutuhan bahan baku susu segar dari dalam negeri.
Untuk alasan inilah, Kementerian Perindustrian berupaya menjaga ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan susu agar produktivitasnya berjalan baik.
Khususnya memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor.
BACA JUGA:Plaza Indonesia Next-Gen Festival Bertabur Bintang, Reza Rahadian Hingga Nirina Zubir
BACA JUGA:Bung Kesit: Laga Timnas Indonesia Vs Tanzania Sebagai Persiapan Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
Menurut Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika, ada perubahan demand di pasar dalam beberapa tahun terakhir untuk susu cair olahan.
"Terjadi perubahan demand di pasar, dari susu bubuk dan susu kental manis, menjadi susu cair (UHT dan pasteurisasi) dalam beberapa tahun terakhir," ujar Putu, dilansir Disway.id, Sabtu, 25 Mei 2024.
Putu, ia merinci produksi terbesar di industri susu olahan didominasi oleh susu cair dan krim sebesar 49 persen.
Sisanya susu kental manis sebesar 17 persen dan susu bubuk 17,5 persen.
BACA JUGA:Viral Anang Hermansyah Kabur saat Ditanya soal Kehamilan Syahrini
BACA JUGA:Haji Ramah Lansia Bukan Sekadar Slogan, Ini Faktanya
Tumbuhnya produksi pengolahan susu membuat daya saing untuk ekspor pun meningkat.
Pengolahan susu dapat diproduk dengan beragam produk mulai dari susu formula, makanan bayi, es krim, yogurt, keju, susu bubuk hingga susu cair dan krim.
Menurut Putu industri pengolahan susu menjadi salah satu sektor yang berkontribusi besar tumbuhnya perekonomian nasional.
Tahun 2023 misalnya. Ternyata industri pengolahan susu mampu meraup untung besar, yakni tembus Rp 23,4 triliun.