Ustaz Adi Hidayat menyebutkan jika menurut pendapat pertama diperbolehkan dan sah saja untuk dilakukan berkurban dan aqiqah.
“Menurut pendapat yang pertama ini silakan, sah saja untuk dilakukan berkurban Kemudian niatkan sekalian untuk aqiqah," Imbuhnya.
BACA JUGA:Amalan Gus Baha tentang Doa Khusus dan Puasa Arafah
BACA JUGA:Gus Baha Menilai 'Rizky Febian dan Mahalini' Dianggap SAH Menikah Hidup Bersama, Ada Tapinya!
"Atau dalam konteks shodaqoh boleh berkurban niatkan sekalian dengan berharap aqiqah yang kemarin-kemarin juga Allah berkenan menerima," sambung Ustaz Adi Hidayat.
Sementara, pendapat kedua yang diutarakan Imam Malik memiliki pandangan berbeda perihal aqiqah dan kurban.
Aqiqah sendiri disimbolkan sebagai ibadah yang diharapkan supaya anak-anak tumbuh lebih baik atas izin Allah SWT.
"Aqiqah tujuannya sebagai ibadah spesifik ditujukan kepada anak kalau dalam bahasa kitabnya jadi penembus anak sebelum dewasa," tukas Ustaz Adi.
Sedangkan, berkurban ini tidak spesifik ditujukan pada anak, namun lebih kepada diri sendiri dan sifatnya umum.
BACA JUGA:Hukum Musik Haram Menurut Gus Baha-Ustaz Khalid Basalamah, Ustaz Adi Hidayat Siap Beri Jawaban!
Berkurban dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa mengenal batas usia.
"Kurban itu sifatnya ibadah yang ditujukan untuk mengarahkan jiwa, menata diri yang bersifat umum. Bisa untuk anak-anak, bisa untuk orang dewasa, bisa untuk kakek-nenek, bahkan ini bisa diarahkan kepada yang sudah wafat kemudian ingin dikorbankan di masih boleh,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Melihat dari sifatnya yang berbeda, maka sejumlah pendapat ulama ini cenderung memisahkan aqiqah dengan kurban.
“Kalau Anda ingin kurban maka silakan niatkan kurban. Kalau ada waktu aqiqah karena spesifik aqiqah itu waktunya terbatas sampai menjelang dewasa. Maka dalam konteks ini dahulukan aqiqah,” ujarnya.
Namun, Ustaz Adi Hidayat menerangkan bahwa lebih baik mendahulukan aqiqah apabila ada rezeki lebih.