Istilah haji backpacker cukup populer di kalangan umat muslim seluruh dunia.
Dalam bahasa Indonesia, haji backpacker sama halnya dengan haji koboi yang merupakan ibadah haji, namun dilakukan dengan modal sendiri.
Haji backpacker sendiri bermodalkan visa, paspor dan sejumlah uang pribadi serta barang-barang bawaan yang disimpan di dalam tas ransel (backpack) atau koper.
BACA JUGA:Jamaah Haji Wajib Pakai Smart Card saat ke Arafah Muzdalifah dan Mina, Ini Alasannya
BACA JUGA:Haji Ramah Lansia Bukan Sekadar Slogan, Ini Faktanya
Karena tidak terdaftar sebagai jamaah haji reguler, maka setiap haji backpacker ini harus menggunakan visa yang lain, misal visa turis, visa untuk umroh dan sejenisnya.
Tidak hanya itu, mereka yang ikut haji backpacker ini tidak mendapatkan fasilitas hotel ataupun makanan selayaknya jamaah haji reguler.
Sebab, semua biaya yang digunakan selama menjalani ibadah di Mekkah ini ditanggung dengan uang pribadi.
Biaya akomodasi tersebut seperti tiket pesawat, uang makan serta keperluan lainnya, semua itu ditanggung sendiri.
Meski sering ditemukan tantangan dan kendala, namun tren haji backpacker ini masih banyak diminati oleh jamaah setiap tahunnya.