Kaget Reuni

Kamis 30-05-2024,04:00 WIB
Oleh: Dahlan Iskan

Berita puting beliung meluas. Saya tidak takut.

Di perjalanan berikutnya ini, dari Kansas ke Dallas, tidak naik pesawat. Saya pilih jalan darat. Sewa mobil. Setir sendiri. Sudah ada teman di jalan: Janet dan suaminyi. Mereka, baru datang dari Beijing, menyusul saya ke Kansas.

Sebelum memulai tulisan ini saya juga terkejut membuka medsos: soal korupsi PT Timah ternyata naik menjadi Rp 300,003 triliun. Juga kaget soal jalannya persidangan menteri pertanian itu.

Saya tidak ceritakan kekagetan itu kepada John Mohn maupun tamu itu. Mereka sedang asyik bereuni di rumah John.

Janet bercerita kini lebih mudah ke rumah John setelah pindah dari Hays ke Lawrence. Lebih dekat ke kota besar, Kansas City. Hanya 45 menit pakai mobil.

Waktu John masih di Hays mereka harus empat jam bermobil dari Kansas City. Atau lima jam dari Denver.

Lawrence kota kecil yang bernama besar. Pertandingan basket pertama di dunia dilahirkan di kota ini. Praktis permainan basket bermula dari Lawrence. Kami diajak John melihat patung pencipta basket di depan stadion basket yang bersejarah.

University of Kansas juga di kota ini. Mestinya disingkat UK tapi diucapkan KU. Itu karena kalah tua. UK sudah lebih dulu dipakai University of Kentucky.

Di Lawrence saya dapat pelajaran: Amerika kini sudah lebih efisien. Tidak seboros dulu. Akibatnya: saya sulit cari mobil sewaan yang bisa dikembalikan di San Fransisco. Kini sewa mobil di Lawrence harus dikembalikan di kota ini juga.

Saya ke persewaan mobil Enterprise di Lawrence. Tidak bisa. Ke Avis, sama. Ke Hearzt, tidak beda. Ke Budget, yi yang. Semua harus dikembalikan di Lawrence.

Duluuuu, saya memang heran. Kok bisa. Sewa mobil di mana pun untuk dikembalikan di mana pun. Bukankah itu berarti mereka harus mengirim mobil dari kota yang kelebihan mobil ke kota-kota yang kehabisan mobil.

Kini saya harus ke bandara. Di persewaan mobil dekat bandara masih bisa agak fleksibel: sewa di bandara Lawrence untuk dikembalikan di bandara mana pun.

Sehari waktu saya habis keliling Lawrence untuk akhirnya minta diantar isteri John ke bandara Kansas City.

Jalan darat kali ini saya akan menapaki rute selatan. Lewat perbatasan Meksiko. Lewat El Paso.

Di persewaan saya dapat mobil Ford SUV. Sebenarnya saya ingin SUV Subaru seperti milik John. Tapi lagi tidak tersedia di Avis hari itu.

Ternyata kini juga tidak murah lagi. Apalagi kalau dirupiahkan. Apa boleh buat. Sewa mobil saja, untuk sampai San Fransisco 3.600 dolar.

Maka saya berangkat naik mobil dari bandara Kansas City. Kota ini dibelah bambu oleh sungai besar.

Belahan yang timur, yang lebih besar, masuk negara bagian Missouri --yang belakangan sering jadi juara sepak bola ala Amerika itu.

Belahan barat, yang jauh lebih kecil, masuk Kansas. Lawrence di sebelah barat sungai.

Tempat persewaan ini sama dengan bandaranya: baru. Kali pertama saya melihat stasiun persewaan dibuat seperti mal. Ada lobi bersama di bagian tengahnya. Lobi yang sangat besar. Dari situ tinggal mau ke kanan atau ke kiri. Logo semua perusahaan persewaan terlihat dari lobi.

SIM Indonesia diterima di situ. Saya lega. Dulu pun selalu diterima. Waktu masih manual. Paling petugas selalu mengalami kesulitan mencari yang mana nomor SIM-nya. Tulisan di SIM terlalu kecil. Deretan angkanya panjang. Biasanya petugas meminta saya membacakan nomor itu. Petugas mengetikkannya di komputer. Beres.

Kali ini beda. Saya lihat SIM saya dimasukkan dulu ke mesin pembaca. Saya khawatir. Jangan-jangan tidak terbaca secara digital di Amerika. Lega. Tidak ada masalah.

Setelah administrasi beres saya diberi secuil kertas. Tidak ada lagi petugas yang mengantar dan menyiapkan mobil. Secuil kertas itu yang mengantar. Ada tulisan di secuil itu: B-19.

Artinya: saya harus ke deretan mobil di lorong B. Cari nomor 19. Setiap nomor ada mobilnya. Saya pun melihat ada mobil putih di nomor 19. SUV. Ford. Itu dia.

Tapi di mana kuncinya? Tidak ada orang yang bisa ditanya. Saya coba buka pintu bagasi belakang. Terkunci. Saya coba buka pintu sebelah kemudi. Bisa dibuka. Terlihat kunci tergeletak di tempat duduknya.

Simple. Tidak banyak urusan. Janet jadi co-pilot. Suaminyi duduk di belakang. Saya lambaikan tangan perpisahan pada istri John.

John lagi sibuk yang lain. John sudah 84 tahun. Masih bisa ngebut. Saya doakan ia panjang umur, untuk bisa bertemu lagi.( Dahlan Iskan)



Komentar  Dahlan Iskan di  Disway Edisi 26 Mei 2024 BerjudulBACA JUGA:Juri Hamil

Amat K.

Jujur Calon suami-istri. Calon istri : Sayang, aku gak bisa masak. Calon suami : Gapapa, Sayang. Aku pun gak bisa nyari duit. Akhirnya, mereka hidup bahagia di kolong jembatan.

Ima Lawaru

Kalau udah baca tulisan Abah, rasa-rasanya kita diisap masuk ke dalam cerita itu sendiri. Lah kok bisa? Lah iya. Tadinya saya sedang di Wakatobi. Pas baca ini, tiba² saya menemukan diri saya berada di dalam pengadilan Lawrence. Pas saya duduk di samping seorang ibu yang sedang hamil tua.

M.Zainal Arifin

Kancil yg suka nipu, jadi contoh teladan.

Leong Putu

"Kalau ada yang cari Papa, bilang saja gak ada. Kalau ada yang mau pinjam duit, bilang saja gak punya. Kalau ada yang tanya air Zamzam, diamkan saja".

thamrindahlan

Juri hamil ditanya pewancara . " Kapan jadwal anda melahirkan" " Saya rencana melahirkan normal bukan cara caesar" " Yes madam you are perusuh" Salamsalaman

Mirza Mirwan

ODA BUMI ANBIA Lirik dan Narasi : Ad Samad Penyanyi : Datuk Seri Siti Nurhaliza (Izinkanlah aku bercerita / sebuah kisah yang telah engkau tahu / dari kaca TV dan di dada-dada akhbar / Kau sendiri melihat dan mendengarnya, bukan? / Penganiayaan satu bangsa / terhadap satu bangsa yang lain / Begini bila ke manusiaan / di penghujung kewarasan) Merengkok tubuh mungil / di atas pasir berbumbunng langit / Entah apalah dosanya / rebah dihinggap peluru yang tak bermata / Berkawat lasykar angkuh / di balik jentera perisainya / Berselendangkan senjata / tiada belas nuraga nun di hatinya / Dunia bagai pejamkan mata / serta terpasung tangannya / tidak mampu berbuat apa / sedangkan mungkar beraja oh...oh / (Netzarim, Khan Younis, Gaza, Jenin, Nablus / dan di sepanjang Tebing Barat / hari demi hari lasykar angkuh ini / terus mengganas mencari mangsa / Kanak-kanak atau orangtua / pada mereka sama sahaja) Mengalir darah merah / di atas Bumi Suci Anbia / Laungan intifada bergema / membakar semangat perjuangannya / Dunia bagai pejamkan mata / serta terpasung tangannya / tidak mampu berbuat apa / sedangkan mungkar beraja / oh mengapa / (Sampai bila? / Sampai bilakah penindasan dan kekejaman ini berterusan? / Sampai bilakah Bumi Anbia ini / akan terus menyaksikan pertumpahan darah? / Sampai bila... rakyatnya harus terus terkapai-kapai / mencari keadilan dan kebebasan? / Aku sendiri menanti jawabnya) -----------------xxXxx---------------- Korban tewas di Gaza 36.096 jiwa.

djokoLodang

-o-- Seorang ayah di Surabaya menelepon anaknya yang tinggal di Medan. "Dengarkan, cah bagus. Papa dan Mama akan segera berpisah. Hari Senin lusa papa ke Kantor Pengadilan Agama mengurus hal ini." "Ada apa, Pa?" "Selama ini kamu tidak mengerti. Setahun lebih kamu tidak pulang. Tidak tahu bagaimana suasana di rumah. Sudah lah, jangan banyak tanya lagi. ... O iya, beritahu si Denok di Gorontalo. Lebih-lebih lagi, sudah dua tahun dia gak pulang. ... ... Mana dia tahu penderitaan bapak-ibunyi. ... Sudah, ya." Anak sulungnya menjadi cemas. Segera diteleponnya si adik. Lima menit kemudian, si adik menelepon bapaknya."Papa sayang, jangan lakukan itu. Jangan teruskan rencana papa. Tunggu kami datang besok." Dengan senyum puas, sang ayah bilang kepada istrinya."Siapkan masakan enak. Kedua anak kita datang besok. Pakai pesawat pertama." --jL- * Boleh kah ayah berbohong seperti itu?

Dasar Goblik

Hukum semesta ini berlaku.Ada Hitam karena ada Putih.Ada pembohong karena ada yang bisa di bohongi.

Lagarenze 1301

Santai sejenak. Pengantin baru. Sebelum pertempuran di malam pertama, istri membuat pengakuan: "Aku sudah tidak perawan." Suami berkata santai, "Itu bukan masalah di zaman sekarang ini." Istri melanjutkan, "Ya, aku pernah bersama satu pria lain." "Oh, ya? Siapa pria itu?" "Tiger Woods." “Tiger Woods, pegolf itu?” "Ya." "Ia sangat terkenal, tampan, kaya. Aku mengerti kenapa kamu tidur dengannya," kata suami. Mereka pun bertempur hingga penuh peluh. Ketika selesai, suami bangkit dan berjalan ke telepon. "Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya istri. “Aku lapar, aku akan menelepon layanan kamar untuk makanan.” "Tiger Woods tidak akan melakukan itu." "Oh, ya? Apa yang akan dilakukannya?" "Ia kembali ke tempat tidur dan melakukan kedua kalinya." Suami meletakkan telepon dan kembali ke tempat tidur untuk bertempur lagi. Ketika selesai, suami bangkit dan pergi ke telepon. "Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya istri. “Aku masih lapar, jadi aku akan mencari layanan kamar.” "Tiger Woods tidak akan melakukan itu," ujar istri. "Oh, ya? Apa yang akan dilakukannya?" "Ia kembali ke tempat tidur dan melakukannya lagi." Suami menutup telepon dan mereka pun bertempur lagi. Ketika selesai, suami terbaring lemas. Namun, ia tetap menyeret kakinya untuk mengambil ponsel di meja. Istri: "Apakah kamu akan menelepon layanan kamar?" "Tidak! Aku mau menelepon Tiger Woods untuk mencari tahu berapa PAR untuk HOLE ini. Pastikan dia mencetak BIRDIE!"

Lagarenze 1301

Setelah suami menelepon, ia menatap istrinya. "Kamu sudah berbohong kepadaku." "Apa maksudmu? Aku tidak berbohong, aku memang pernah tidur dengan Tiger Woods," kata istri. "Bukan itu masalahnya. Barusan ia bilang kalau ia mencetak HOLE IN ONE!"

Rizal Falih

Kata ustadz berbohong untuk menyenangkan istri itu diperbolehkan. Misalnya karena masakan istri keasinan, lalu suami berbohong dengan tetap memakan apa yang sudah di masak oleh istrinya. Tetapi kalau setiap hari istri masak keasinan, lalu demi menyenangkan istri, dijamin 3 bulan kemudian suami bisa kena hipertensi.

Kang Sabarikhlas

Baru saja nyantai pegang hp mau buka CHD...Istri peluk dari belakang "Trimakasih ya,..Anang mau capek² antar aku cek darah komplit, terus Anang juga ngantar cucu ambil PIN untuk daftar SMA,....Alhamdulillah urusan bisa lancar karena Anang". " iya²...aku kan dah bilang Dik, kalau senam aerobik jangan diikuti, sudah lansia tulang kaki ndak kuat kakinya Uti jadi sakit dan sekarang Uti kalau sholat bisanya sambil duduk..." "..ndakpapa Nang, yg penting taat sholat...daripada sholatnya Anang bogang²...hihihihi..." "Lho Dik!...ngomong jangan keras² nanti didengar Pak Anu...kan malu, aku kan 'pengacara'/pengangguran banyak acara, suiibuk.. sholatnya di mana².."..... Duh,...baca CHD koq jadi gini, kayak kehabisan judul dan gambar entah? Lha wong di film² holywood banyak adegan suasana di pengadilan, koq repot² kesono?..mbok pulang kesini bisa lihat sidang gratifikasi yang hadirkan istri-anak-cucu, bendahara Oh ya,.. Abah koq ndak buat cerita dibalik berita Tornado di Texas? Apa takut puting beliung?... Oh..mau ke Fort Leavenworth? belajar nembak?...kulak senjata? Mboh..kah....duh.

Tivibox

Ada lagi Pak....dulu...ada yang ngaku dipukulin orang, mukanya bengkak-bengkak. ehh setelah diusut ternyata oplas. Dia berhasil membohongi orang se-Indonesia..

djokoLodang

-o-- Lanjutan cerita golf yang ditulis kangmas L1301 di bawah. Percakapan suami istri suatu pagi. Bukan pengantin baru. Istri: "Tumben, ga main golf hari ini" Suami: "Lagi pada keluar kota. Ga ada teman main." Istri: "Itu, ada Joni. Yang tinggal di RW sebelah, Tadi aku ketemu istrinya. Dia bilang, suaminya masih di rumah, tuh. Ajak dia main menemani kamu. Berdua satu flight saja, gapapa. Lebih asyik, kan?" Suami: "Joni? Yang bener aja ...." Istri: "Kenapa dengan Joni?" Suami: "Mau kah kamu diajak main bersama golfer yang terkenal licik?" Istri:"Licik bagaimana?" Suami: "Bikin 7 pukulan pada hole par 4 tapi ngaku bogey. Mindahin bola saat kamu tidak lihat." Istri: "Tentu saja tidak. Aku gak akan mau diajak main oleh pemain yang terkenal licik seperti itu." Suami: "Begitu juga Joni. Dia gak akan mau." --jL--

Jo Neca

Omon omon BERBOHONG..saya rasa sesuatu yang sangat biasa di negeri ini.Sampai sampai yang Tidak Berbohong.Justru di anggap Pembohong.Bagaimana tidak.Di dalam ruang sidang.Ahhh noton saja sidang SYL..

djokoLodang

-o-- ... Di Amerika, kata John Mohn, orang tidak boleh berbohong. Harus bilang apa adanya. Sudah dibiasakan sejak kecil begitu. ... * Semua agama mengajarkan tidak boleh berbohong. Semua agama. Tanpa kecuali. --jL-

Muh Nursalim

kalau di sini bohong itu sudah dilatih sejak kecil. ketika anak terjatuh ibunya eh kodok-kodok. Yang disalahkan kodok. ketika sekolah guru dipaksa membuat raport palsu. Siswa nilai aslinya 4 harus dikatrol menjadi 7. Karena KKM (kriteria ketuntasan minimal) nya tujuh. Jika guru tidak mau nulis raport sesuai KKM maka ia dinilai tidak bisa mengajar. Ketika mendaftar jadi kepala desa, DPR atau apa saja ada syarat. "bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa". Tapi tidak jelas apa ukurannya. Sehingga semua harus dinilai sebagai orang bertaqwa. Padahal seandainya ini syarat ini terpenuhi dengan benar, pasti tidak akan ada pejabat korupsi. Orang bertaqwa kan yakin dengan Allah, percaya dengan siksa akherat. Tapi karena sudah sejak kecil sudah diajari berbohong maka, ya seperti ini jadinya.

Kategori :