JAKARTA, DISWAY.ID - Pelecehan seksual merupakan peristiwa yang meninggalkan trauma, baik secara fisik maupun psikologis.
Kendati demikian, trauma secara psikis terkadang tidak terlihat secara langsung.
"Secara psikis itu bahwa kalau kejadian terjadi saat ini, tidak akan langsung kelihatan besok, luka, atau minggu depan. Akan tetapi, memori dari peristiwa traumatis bisa muncul setelah beberapa tahun ke depan. (Memori) itu kadang terbentuknya tanpa disadari," jelas psikolog klinis RSJ Menur Surabaya Ella Titis Wahyuniansari, Selasa, 4 Juni 2024.
Termasuk pada anak-anak yang menjadi korban pelecehan seksual, di mana memori dan dampak yang dirasakan bisa muncul terlambat, ketika remaja atau bahkan dewasa.
BACA JUGA:Polisi Amankan Ibu Kandung Pelaku Pelecehan Anak Baju Biru yang Viral di Media Sosial
"Karena itulah, seringkali terlewat karena kita merasa anak-anak nanti diajak mainan saja terlupa," ujarnya.
Padahal, lanjut Ella, sebenarnya memori masa kecil itu tertanam tanpa sadar sehingga dibutuhkan pendampingan untuk anak yang mengalami pelecehan seksual saat kecil.
Secara umum, akan terjadi perubahan emosional pada orang yang mengalami kekerasan seksual.
BACA JUGA:Viral Ibu Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke Anak, Netizen Spill Akun Medsos Pelaku
"Tapi kalau pada anak-anak, kita belum tahu. Selain itu, si anak juga belum bisa mengerti serta memahami jenis emosi yang dirasakannya," terangnya.
Ella menyebut bahwa memungkinkan sekali anak akan menunjukkan perilaku perubahan emosi setelah beranjak remaja atau dewasa.
"Anak yang mengalami pelecehan seksual ketika kecil, itu memungkinkan sekali akan mengalami beberapa masalah seksual di kemudian hari," ungkapnya.
BACA JUGA:Begini Modus Pelecehan Anak Laki Dibawah Umur di Cengkareng, Pura-pura Beli Pulsa
Oleh karena itu, anak yang mengalami kekerasan seksual harus diperhatikan dan dipelajari terkait perilaku dan emosi yang ditunjukkannya.
Kemudian, korban harus segera mendapatkan penanganan agar dampak yang dialami tidak berlarut-larut.