"(Dampak yang dirasakan) tidak akan semakin jauh sampai dia beranjak remaja nanti. Ini ditangkap, diterapi sedini mungkin."
BACA JUGA:Terekam CCTV Pria Diduga ODGJ Lakukan Pelecehan pada Siswa SMP di Bogor
Apabila anak tidak mendapatkan penanganan yang tepat, trauma tersebut akan berlanjut sepanjang tumbuh kembangnya.
Sebelumnya, masyarakat dihebohkan dengan video seorang ibu menyetubuhi anaknya sendiri.
Pasca peristiwa tersebut, keluarga korban menyebut bahwa si anak menunjukkan perubahan perilaku, yakni mudah nafsu kepada lawan jenis.
BACA JUGA:Terekam CCTV Pria Diduga ODGJ Lakukan Pelecehan pada Siswa SMP di Bogor
Lebih lanjut, Ella menjelaskan bahwa anak akan terstimulasi pada apa yang dialaminya.
Sehingga, apabila anak mendapatkan pengalaman dan kenikmatan, tak jarang akan berusaha mengulang kembali kenikmatan tersebut.
"Ada prinsip kenikmatan itu diulang-ulang. Anak yang mendapatkan pengalaman, meski belum ada edukasi seksual, ia sudah ada rangsangan seperti itu."
Sehingga tanpa disadari, perubahan perilaku pada anak tersebut demi mencari kenikmatan yang sama.
BACA JUGA:Jangan Takut! Pelecehan pada Perempuan di Ruang Digital Bisa Dilawan
Ia menegaskan kembali pentingnya penanganan sedini mungkin ketika anak mengalami kekerasan seksual serta menunjukkan perubahan perilaku.
Di samping penanganan dari ahli, seperti terapis, psikolog, atau psikiater, lingkungan perlu memberikan kenyamanan.
Jika dalam hal ini anak menunjukkan perilaku yang menunjukkan nafsu, orang dewasa perlu memberikan penolakan dan pengarahan dengan bahasa yang bisa diterima oleh anak.
"Orang-orang di sekitar memberikan pemahaman dan edukasi bahwa kasih sayang bukan hanya dalam bentuk pengalaman seksual. Sehingga anak mengetahui bahwa mencintai dan menyayangi itu seperti apa, melindungi dan dilindungi itu seperti apa," terangnya.