BACA JUGA:4.5 Juta Anak Lahir Dalam 1 Tahun, BKKBN Tekankan Pentingnya KB Pasca Melahirkan
Militer Israel mengatakan pada hari Senin bahwa serangannya terjadi terhadap markas produksi senjata Hamas dan membunuh seorang pejabat tinggi Hamas yang bertanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan tempur kelompok tersebut.
Sementara itu, Amerika Serikat mengatakan laporan-laporan yang saling bertentangan seputar serangan itu membuat sangat sulit untuk mendapatkan kebenaran yang mendasar.
Kementerian Kesehatan mengatakan pada hari Senin bahwa jumlah korban tewas akibat perang mencapai setidaknya 37.626 orang.
Pihak Save the Children mengatakan pada hari Senin bahwa sekitar 21.000 anak belum ditemukan di Gaza.
BACA JUGA:Mendagri Tito Karnavian Sebut Ada 5 Pj Gubernur yang Maju di Pilkada 2024
BACA JUGA:Sandi Harian Hamster Kombat 25 Juni 2024 Lengkap Kode Morse, Klaim dan Dapatkan Jutaan Koin Gratis!
“Hampir mustahil untuk mengumpulkan dan memverifikasi informasi dalam kondisi saat ini di Gaza, namun setidaknya 17.000 anak tidak didampingi dan dipisahkan, sekitar 4.000 anak kemungkinan hilang di bawah reruntuhan serta jumlah yang tidak diketahui juga berada di kuburan massal,” kata badan amal tersebut.
“Yang lainnya ‘dihilangkan’ secara paksa, termasuk sejumlah orang yang tidak diketahui jumlahnya ditahan dan dipindahkan ke luar Gaza, keberadaan mereka tidak diketahui oleh keluarga di tengah laporan penganiayaan dan penyiksaan,” tambahnya.
Pertahanan Sipil Palestina mengatakan pihaknya mengambil jenazah lima warga Palestina, termasuk tiga anak-anak dan satu wanita, setelah serangan Israel di Gaza tengah.
BACA JUGA:Hasil Copa America 2024: Brasil Frustrasi Ditahan Imbang Kosta Rika
Israel juga telah maju lebih jauh ke Rafah di Gaza selatan, di mana panglima militer Israel Herzi Halevi mengatakan militernya hampir menghabisi Hamas.
“Kami memiliki pencapaian luar biasa dalam pertempuran di Rafah, hal ini dapat dilihat dari jumlah teroris yang terbunuh, volume infrastruktur yang hancur, terowongan yang hancur dan kemajuan dalam peperangan bawah tanah, yang sangat kompleks,” kata Halevi dari pihak militer Israel.