JAKARTA, DISWAY.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) prediksi potensi La Nina di Indonesia akan terjadi mulai Juli hingga September 2024.
Adanya potensi La Nina yang akan menghantam Indonesia itu disampaikan BMKG usai mengetahui hasil monitoring terhadap indeks ENSO.
Dalam indeks ENSO menunjukan potensi La Nina akan terjadi pada JAS 2024 atau mulai bulan Juli-September 2024.
BACA JUGA:Dampak Fenomena La Nina di Indonesia, Bisa Picu Musim Badai Berbahaya
ENSO sendiri merupakan El Nino-Southern Oscillation, dimana anomali pada suhu permukaan laut di Samudra Pasifik di Pantai Barat Ekuador dan Peru lebih tinggi dibandingkan rata-rata normalnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan anomali iklim global di Samudra Pasifik telah menunjukkan indeks ENSO +0,21 per Mei 2024.
Kondisi netral ini diperkirakan masih terjadi hingga Juli 2024.
ENSO netral kemudian akan beralih ke La Nina lemah mulai Juli-September 2024 dan mulai berpotensi hujan bulanan yang rendah kurang dari 50 mm per bulan.
"Indeks ENSO diprediksi berpotensi menuju La Nina pada JAS 2024" tulis keterangan BMKG dikutip Selasa, 25 Juni 2024.
BACA JUGA:Hantaman Badai La Nina Berpotensi Buruk di 5 Sektor Ini, Awas Indonesia Darurat Banjir!
BACA JUGA:Gelombang Badai La Nina Tak Akan Lama Lagi Hantam Indonesia, Intip Jadwal Lengkapnya
Untuk mengantisipasi dampak dari La Nina, Plt Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyarankan untuk mitigasi dengan menerapkan teknologi modifikasi cuaca.
Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi waduk-waduk di wilayah yang berpotensi alami kekeringan atau wilayah yang rawan karhutla (kebakaran hutan dan lahan).
Selain itu, Seto juga berharap agar Kementerian PUPR dan Kemeterian Pertanian dapat memastikan koneksitas jaringan irigasi dari waduk ke kawasan terdampak.