Setelah itu, pendidikan S3 atau gelar doktoral diraih di Graduate School of Knowledge Science, Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST).
Selain gigih menuntut ilmu, pria kelahiran Tasikmalaya itu juga tetap aktif berorganisasi dengan menjabat di berbagai posisi penting, seperti Institute for Science and Technology Studies (ISTECS), Yayasan Pendidikan Nurul Fikri (YPNF), dan Program Pembinaan SDM Strategis Nurul Fikri.
Selain itu, ada juga Hokuriku Scientific Forum (HSF), Masyarakat Ilmuan dan Teknologi Indonesia (MITI), Yayasan Inovasi Teknologi (YIT), dan lain-lain.
Dalam keterlibatan organisasi profesi, Sohibul turut andil mulai dari International Society for System Sciences (ISSS), Japan Society for Science Policy and Research Management (JSSPRM), Institute of Electric and Electronics Engineers (IEEE), dan lain-lain.
Rekam Jejak Karier Mohamad Sohibul Iman
Sebelum memulai karier sebagai politikus, Sohibul Iman sempat menjalani berbagai profesi, mulai dari penyiar radio, peneliti, konsultan, hingga rektor.
Hingga kariernya dimulai saat menjadi penyiar radio Jepang NHK pada tahun 1992-1994.
Setelah itu, menjadi peneliti di Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) hingga 1996.
Usai menyelesaikan tugasnya di Bakosurtanal, Sohibul Iman menjadi konsultan di Amroos Law Consultant selama dua tahun
Di tahun 1998, pria berusia 58 tahun itu Kembali menjadi peneliti serta bekerja di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) hingga tahun 2005.
Sohibul Iman pun dipercaya menjadi rektor Universitas Paramadina pada periode 2006-2007 dan bekerja di PT EdWar Technology sebagai konsultan pada 2007-2009.
Kemudian, bergabung menjadi kader PKS, Sohibul sempat menduduki jabatan Ketua DPP PKS bidang Ekonomi, Keuangan, Industri, dan Teknologi sejak 2005 hingga 2010.
BACA JUGA:PKS Usung Kader Internal Ketimbang Anies, Ini Kata Pengamat
Pada tahun 2009, ia menjadi anggota DPR RI dari fraksi PKS mewakili daerah pemilihan atau Dapil II DKI, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Luar Negeri.