"Bukan 1 minggu lagi baru pencoblosan, kampanye disuruh berhenti. Seluruh APK yg ada diruang publik dibersihkan, diturunkan dll. Akhirnya pemilih lupa dan tidak ingat siapa yg mau dipilih. Yang diingat yang bagi uang ke mereka sehari sebelum pencoblosan," tegasnya.
Kendati demikian, Politisi Partai Demokrat itu menyarankan agar menghapuskan aturan minggu tenang pada Pemilu di Indonesia.
"Tanpa dasar dan tidak masuk diakal aturan ini. Dan secara filosofis juga tidak ketemu akarnya.
Namanya pemilu sampai hari pencoblosan harusnya kandidat diizinkan untuk kampanye untuk mengajak orang memilih dia. Ketimbang orang jadi bagi uang," tukasnya.