JAKARTA, DISWAY.ID – Angka kasus bunuh diri bisa ditekan dengan sistem dan lingkungan yang mendukung kesehatan jiwa.
Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa, bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, menyelenggarakan Konferensi Ilmiah Tahunan Kesehatan Jiwa Indonesia yang Pertama Tahun 2024 dengan tema "Saatnya Bicara Kesehatan Jiwa".
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya kesehatan mental di tengah pesatnya perkembangan media baru dan budaya populer yang mempengaruhi kualitas hidup masyarakat Indonesia.
BACA JUGA:Dampak Positif Study Tour Untuk Kesehatan Mental Diungkap Akademisi: Belum Perlu Untuk Dihapus
Konferensi ini menghadirkan berbagai pembicara ahli di bidang kesehatan mental dan budaya, antara lain Prof. Dr. Dr. Nila F. Moeloek, SPM(K), Ketua Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa dan Mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Garin Nugroho, Budayawan dan Pekerja Seni, Prof. Bagus Takwin, Dekan Fakultas Psikologi UI, Prof. Dewi Soemarko, Ketua Prodi Kedokteran Kerja Fakultas Kedokteran UI Dr. Lidya Triana, Pakar Sosiologi Kesehatan UI, Dr. Nazli Mahindasari Pengajar Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Dr. Annisa, Dosen & Ketua BKK Manajemen FISIP UI, Dr. Ray Wagiu Basrowi, MKM Inisiator Kaukus Kesehatan Jiwa, Kristin Samah Inisiator Kaukus Kesehatan Jiwa, Dr. Adriana Elisabeth, M.Soc.Sc Inisiator Kaukus Kesehatan Jiwa dan Founder Nadi Podcast, Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto Guru Besar Antropologi FISIP Universitas Indonesia.
BACA JUGA:Ibu Hamil Harus Bahagia, Kesehatan Mental yang Buruk Ganggu Perkembangan Janin
Bunuh Diri dan Stigma: Pada tahun 2019, diperkirakan 703.000 kematian akibat bunuh diri terjadi di seluruh dunia.
Di Indonesia, 60 persen dari mereka yang bunuh diri tidak mencari bantuan profesional sebelumnya.
Stigma negatif terhadap orang dengan masalah kesehatan mental, seperti dianggap kurang beribadah, berbahaya, dan tidak bisa sembuh, menjadi penghalang utama dalam mencari bantuan.
BACA JUGA:Erick Thohir Konsisten Benahi Kesehatan Mental Karyawan BUMN, Pegadaian Ikut Dukung
Lingkungan Dukung Kesehatan Mental
Menurut Garin Nugroho, lingkungan yang ramah kesehatan mental mencakup akses ke alam terbuka, desain arsitektur yang mendukung, transportasi yang mudah dijangkau, lingkungan kerja yang mendukung, komunitas inklusif, akses layanan kesehatan jiwa, dan keamanan lingkungan.
“Semua faktor ini penting untuk menciptakan lingkungan yang holistik dalam mendukung kesehatan jiwa,” tuturnya.
BACA JUGA:Gawat! 1 dari 20 Gen-Z Berisiko Jadi Pengangguran, Dipicu Masalah Kesehatan Mental
Budaya populer yang berkembang di era media baru membawa dampak signifikan terhadap kesehatan jiwa.