Bahkan netizen lain mengomentari bahwa apa yang terjadi bukanlah Israel vs Hamas, tapi adalah penjajahan.
“Di gambar, kok Israel vs Hamas sih? Ini adalah Penjajah vs Terjajah. Israel vs Palestina. Dan menuju pada Israel vs Everybody,” tulis akun @Emtezet yang merupakan M Taufik Zoelkifli Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta 2019 – 2024.
Natizen lainnya menuliskan bahwa ketadangan 5 nahdliyin diundang dengan dana besar dan tiap orang dibayar oleh Israel.
“Mereka diundang itu pakai dana besar. Tiap orang dibayar, organisasinya pun dibayar. Penerbangan ke sana juga tidak direct, mereka harus ke Singapura atau Australia dulu.Intinya, mereka rela ‘dibeli’. Harga diri mereka sebatas rupiah,” tulis akun @immankfsyah yang ikut mengomentari.
“Mereka berlima ngerasa lebih dari menlu kita Bu Retno. ‘Alih-alih melakukan pemboikotan’, boykot dan demo tentang genosida ini tentang keberpihakan. Gak ada yang abu-abu dalam pembunuhan rakyat sipil”, tambah akun X@nayasyahrazz.
BACA JUGA:Beasiswa LPDP 2024 Tahap 2 segera Ditutup 18 Juli 2024, Cek Kembali Dokumen yang Dibutuhkan!
BACA JUGA:Klaim Kode Redeem Mobile Legends ML Hari Ini 15 Juli 2024, Dapatkan Item Eksklusif
Sedangkan Savic Ali selaku Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak mengakui jika kunjungan 5 nahdliyin menemui Presiden Israel mewakili NU.
Dilansir dari situr resmi PBNU, nu.or.id, Savic Ali mengatakan jika kunjungan itu dinilai sebagai tindakan orang yang tak memahami geopolitik, tak mengerti kebijakan NU secara organisasi, serta perasaan seluruh warga NU.
PBNU juga belum mengetahui atas dukungan pihak mana mereka berangkat ke Israel.
“Kemungkinan kunjungan mereka atas nama pribadi. Kita tidak tahu tujuannya apa dan siapa yang mensponsorinya. Ini tindakan yang disesalkan,” ungkap Savic.
BACA JUGA:Naksir Jersey Asli Cristiano Ronaldo Milik Atta Halilintar, Richard Lee Berani Bayar Rp10 Miliar
BACA JUGA:Kapan 9 dan 10 Muharram Versi Muhammadiyah? Catat Jadwal dan Puasa Sunnahnya
Savic juga menyayangkan meskipun kunjungan ini akan menjelekan nama NU.
“Meskipun atas nama pribadi, mereka dikenal sebagai warga dan bahkan aktivis NU dan hal itu akan memperburuk citra NU di mata publik,” tambahnya.