JAKARTA, DISWAY.ID - General Manager (TU Division) Nippon Paint Indonesia Mark Liew mengungkap adanya produk cat yang ampuh mencegah datangnya cuaca buruk di Indonesia.
Dalam mengantisipasi cuaca buruk, hadir produk cat eksterior yang sudah memiliki dua teknologi canggih yakni quartz dan fibra.
Teknologi quartz dapat menciptakan lapisan cat yang tebal dan kuat, sedangkan teknologi fibra menjadi mikrofiber yang menambah kekuatan mekanik lebih tinggi dari lapisan cat.
Dengan demikian keduanya disebut-sebut mampu melapisi ganda permukaan eksterior dari cuaca ekstrem selama lebih dari 16 tahun.
BACA JUGA:GIIAS 2024: AION Indonesia Ajak Pengunjung Berkendara dengan Teknologi EV AIONDiketahui teknologi quartz dan fibra menjadi dua teknologi yang terkandung di dalam Weatherbond Ultimate dari Nippon Paint.
Ada beberapa keunggulan dari cat Nippon Paint itu di antaranya ada melindungi sinar ultra violet superior untuk warna yang lebih tahan lama dan retensi kilap, plus hujan asam.
Anti efek alkali dan efflorescence (migrasi garam ke permukaan bahan berpori) dari substrat, mencegah menempelnya jamur dan alga.
Selain itu dapat menurunkan suhu pada beberapa warna tertentu dengan tinggkat tinggi SRI (solar reflective index).
BACA JUGA:Respons Positif PKB Sambut Baik Keputusan NasDem Usung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024
Bukan hanya menciptakan hasil akhir dan daya tahan maksimal, tapi Nippon Paint mampu memenuhi kebutuhan seluruh pemilik kepentingan.
"Mulai dari mitra toko, desainer, mandor/tukang, hingga pemilik rumah," ujar Mark Liew.
Ditambah lagi dengan adanya 'reologi yang optimal' di produk Weatherbond Ultimate sehingga cat mampu mengalir, menyebar, menutup dan melekat pada permukaan dengan tingkat terbaik.
Dengan demikian akan meningkatkan ketebalan cat, transfer dan aliran cat lebih maksimal untuk meminimalisir cipratan.
BACA JUGA:88 Tas Mewah Sandra Dewi Disita, Kuasa Hukum: Itu Didapat dari Endorse
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) beri peringatan adanya dua bibit siklon tropis yang terpantau di Laut Filipina dan berpotensi di Indonesia.