Fauzi menilai, pengujian buku braille dimulai dari hal yang terlihat sederhana, yaitu dari bagian depan, isi, hingga penutup.
Menurutnya, di samping isi buku juga penting untuk mengetahui judul, penulis, ilustrator, penyunting atau editor, penerbit, serta tahun terbit agar memiliki gambaran utuh buku tersebut.
Dalam menguji buku braille ini, Fauzi mendasarkan pada pemenuhan standar huruf Braille, yaitu ketimbulan huruf (kesesuaian enam titik simbol Braille), kesesuaian tatak dan penulisan informasi pada sampul dan isi buku, pencarian ada-tidaknya salah tik, kesesuaian deskripsi ilustrasi dalam menggambarkan isi cerita, serta kualitas dumi buku.
“Hasil yang diharapkan melalui kegiatan ini adalah penilaian dan masukan terhadap buku Braille yang diujikan sehingga bahan bacaan tersebut sesuai dengan Sistem Simbol Braille (SSB) Indonesia, ramah keterbacaan terhadap kawan netra, serta mampu meningkatkan kemampuan literasi teman-teman netra,” tuturnya.