Kisah Dokter Militer Mayjen Bambang Indrasto Dibukukan Jelang Purna Tugas: Apa yang Kau Benci Boleh Jadi Baik Bagimu
Mayjen TNI Bambang Indrasto memegang piagam buku berjudul Apa yang Kau Benci Boleh Jadi Baik Bagimu didampingi Kepala RSPAD Gatot Soebroto Mayjen TNI Arif Haryanto, Jumat 28 Juni 2024-Fandi Permana-
JAKARTA, DISWAY.ID - Dokter Militer Mayjen TNI S. Bambang Indrasto meluncurkan buku jelang masa purna tugas 1 Juli mendatang.
Dokter spesialis mata itu menuangkan kisahnya dalam buku yang berisi pengalamannya menjadi prajurit di medan perang.
BACA JUGA:Kepala RSPAD dan Danpuspomad akan Turun Pangkat, Ini Penjelasan Panglima TNI
BACA JUGA:Sakit, Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo Dibantarkan di RSPAD Gatot Subroto
Bambang mengaku, kisahnya dalam buku berjudul Apa yang Kau Benci Boleh Jadi Baik Bagimu sebagai pesan motivasi untuk seluruh prajurit khususnya di Angkatan Darat.
"Bahwa motivasi menulis buku dan pesan utamanya jangan kecewa saat berada di tempat atau situasi yang tidak menyenangkan," kata Bambang usai peluncuran dan bedah buku 'Apa yang Kau Benci Boleh Jadi Baik Bagimu' di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Jumat 28 Juni 2024.
Bambang berbagi pengalaman pribadinya sebagai dokter militer dan membagikan pelajaran yang dipetik dari situasi sulit.
Ia ingin agar tiap prajurit tak mengeluh meski ditugaskan di satuan dan tempat yang tak diinginkan. Buku yang ditulis Kennedy Jennifer Dhillon itu juga membahas kisah hidup Dokter Militer RSPAD Gatot Soebroto.
"Poinnya adalah ketika kita sedang berada di tempat yang menurut kita tidak enak, bisa itu berarti tempat pengugasan kita tidak enak, jauh misalnya di Papua, atau secara ekonomi tidak menentukan bagi kita, jangan kecewa dulu. Jangan kecewa dulu," imbuhnya.
BACA JUGA:Prabowo Ngaku Was-Was Jalani Pemeriksaan Tes Kesehatan di RSPAD
Bambang menegaskan, jika buku ini ditulis bukan semata-mata untuk menunjukkan jika dirinya adalah yang terbaik. Melalui buku ini, Bambang ingin seluruh prajurit mengambil hikmah dari tiap penugasan militer meski di daerah perang sekalipun.
"Sekali lagi, saya bukan yang terburu-buru. Saya tidak terbaik, bukan yang paling sengsara, tidak. Tapi secuil yang saya alami, saya bisa atas tempat ketika kita sedang dalam situasi atau tempat yang menurut saya enak," ungkapnya. .
Dalam buku ini, turut membahas pengalaman kepemimpinan Jenderal Bintang 2 dan pentingnya seni dalam memimpin. Buku ini ditujukan terutama untuk adik-adik dan anak-anaknya yang baru menjadi dokter militer, namun bisa bermanfaat untuk siapa saja.
Penulis menekankan pentingnya kesetiaan dalam tugas militer meskipun dalam situasi yang tidak nyaman.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: