Kuping Trump

Kamis 01-08-2024,04:30 WIB
Oleh: Dahlan Iskan

BELUM juga terungkap: apa motif penembak Presiden Trump 13 Juli lalu.

FBI sudah meneliti isi sosmed Thomas Matthew Crooks. Sejak Thomas bermedsos tahun 2019.

Penembak itu tidak ditemukan indikasi anti apa pun. Nomor-nomor telepon yang ada di HP Thomas juga sudah diteliti, tidak ada yang terkait dengan ulah yang ia lakukan.

Perdebatan di parlemen Amerika sekarang ini adalah: kenapa dinas rahasia Amerika gagal mengamankan lokasi kampanye Trump. Kampanye itu dilaksanakan di arena pameran tahunan hasil pertanian di Butler.

Analisis menit per menit pun diungkap. Bahkan per detik. 

Misalnya, kejadian dua menit sebelum penembakan. Ada yang melihat Thomas naik ke atas atap sebuah bangunan yang terletak di arah kiri Trump berpidato.

Saat itu Thomas baru berhasil memanjat instalasi AC di dinding bangunan. Ia terlihat pakai celana krem muda dan atasan krem tua. Ia terlihat membawa senjata laras panjang.

Itu pukul 18.09 waktu timur Amerika. 

Saat itu Donald Trump baru mulai kampanye. Baru tiga menit berpidato.

Begitu mencapai atap bangunan itu Thomas langsung ndelosor untuk bertiarap di atas atap. Ia mengambil posisi menembakkan senjatanya ke arah Trump yang lagi berpidato.

Saat Thomas mencapai atap itu jelas terlihat oleh orang-orang yang telat datang ke arena kampanye. 

Justru karena telat perhatian mereka belum ke panggung. 

Pandangan mereka masih nanar ke segala arah. Termasuk ke pemandangan mencurigakan di atas atap itu.

Mereka pun menuding-nudingkan telunjuk ke arah atap. Mereka juga meneriakkan kata-kata ''di atas atap itu'' dan ''senjata'' berkali-kali.

Seorang wanita setengah baya, bercelana pendek hitam dengan atasan lengan pendek garis-garis merah, tampak mempercakapkan apa yang dia lihat dengan laki-laki di sebelahnyi. Mereka seperti tidak takut. Mereka terus berjalan menuju kerumunan kampanye tapi pandangan wajah mereka terus ke atas atap sambil menuding-nudingkan tangan. 

Di podium, Trump baru saja mulai pidato. Ia agak lama melambaikan tangan ke segala arah sambil mondar-mandir di atas panggung. Sambutan untuk Trump begitu meriah, teriakan yel-yel tidak kunjung berakhir.

Belum lagi antusiasme itu reda Trump langsung memulai pidato dengan mengucapkan pujian pada kota Butler, kepada negara bagian Pennsylvania dan kepada ribuan orang yang hadir saat itu.

Tiba-tiba saja ada suara ''swiiing'' di dekat telinga kanannya. Secara spontan Trump meraba kupingnya. Berdarah. Petugas dinas rahasia pun bergegas naik ke panggung. Melindungi Trump. 

Trump sendiri seperti sudah terlatih. Ia langsung merunduk. Lalu petugas dinas rahasia merebahkannya di lantai, melindunginya.

Catatan waktunya sangat cepat. Dari wanita melihat orang naik ke atas atap sampai Trump meraba telinga waktunya hanya dua menit. Catatan waktu saat Trump melihat darah di tangannya adalah pukul 18.11. Lebih 13 detik.

Di menit itu juga penembak jitu dari dinas rahasia mengirim peluru panas ke orang di atas atap. Thomas tewas seketika.

Perdebatan di Senat saat ini adalah: mengapa penembak jitu tidak melakukannya beberapa detik lebih cepat. Bahkan mengapa Thomas bisa masuk area kampanye dengan membawa senjata laras panjang.

Komandan Dinas Rahasia merasa malu atas peristiwa itu. Pilih mengundurkan diri.

Penggantinya pun belum bisa menjelaskan mengapa semua itu bisa terjadi. Terutama apa motif penembakan itu. Yang diketahui hanya Thomas adalah pegawai panti perawatan yang Sabtu itu minta izin tidak masuk kerja karena ada sesuatu yang lebih penting yang akan ia lalukan.

Thomas anak seorang suami istri yang dua-duanya berprofesi di bidang pembimbingan dan penyuluhan. 

Saat SMA sang anak tergolong pandai. Terutama di pelajaran matematika dan fisika. Ia juara bidang itu. Dapat penghargaan dan hadiah uang.

Ia juga diterima masuk Pittsburgh University, ranking 67 di Amerika. Tapi Thomas pilih masuk collage dulu. Setelah tamat collage ia pilih kerja dulu sebelum kelak ke Pittsburgh University yang dua jam dari kampungnya.

Thomas dikenal pelajar yang pendiam. Ia sering di-bully karena pendiamnya itu. Juga karena bau badannya.

Dua lagi: ia sering menyamar dengan pakaian berburu. Lalu ketika pakai masker ia pilih masker dokter yang untuk operasi. Ia juga di-bully saat ditolak masuk tim menembak karena gagal waktu tes.

Selebihnya tidak ada yang tahu.

Sebenarnya ada yang tahu. Dua hari sebelum penembakan, Thomas sudah survei lokasi. Ia juga menerbangkan drone untuk mencari lokasi yang tepat. Di Amerika tidak ada orang yang mencurigai anak muda mainan drone. Apalagi Thomas berkulit putih dan terlihat culun.

Atap yang dipilih untuk menembak Trump itu adalah atap bangunan gudang peralatan mesin. Meski gudang bentuknya seperti gedung permanen. Atapnya rata. Khas gudang di tengah kota Amerika. Tidak terlihat seperti gudang.

Pemilik bangunan itu adalah perusahaan bernama Agr International Inc. Ini perusahaan permesinan. Termasuk desain produk.

Salah satunya mesin pembuatan botol, mesin pembuat desain botol dan mesin-mesin industri lainnya. Pusatnya memang di Butler di pedalaman Pennsylvania. Cabangnya tersebar di banyak negara Eropa dan Amerika Latin.

Posisi gedung Agr itu di sebelah kiri panggung, sedikit agak ke depan. Jaraknya hanya 110 sampai 120 meter dari podium.

Di depan panggung sebenarnya juga ada dua gedung beratap. Satu agak di kanan. Satunya lagi agak di kiri. Thomas tidak memilih salah satu dari dua atap itu. Ia pilih atap Agr. Mungkin dua atap itu dianggap terlalu dekat ke lokasi panggung. Bisa terlihat terlalu nyata. Mungkin juga Thomas tahu dua atap itu pasti akan ditempati penembak jitu dinas rahasia Amerika. 

Memang, kenyataannya, dua atap itu ditempati penembak jitu dinas rahasia. Anehnya mengapa tidak segera menembak Thomas. Adakah fokus penembak jitu hanya ke atas podium? Ke orang-orang yang berpotensi menembak dari jarak dekat?

Aneh mereka tidak memperhatikan atap Agr.

Atau sudah memperhatikan. Tapi penembak jitu masih harus menunggu dulu sampai Thomas in action. Harus hati-hati. Agar penembak jitu tidak disalahkan di kemudian hari. 

Tepat ketika akhirnya melepaskan tembakan sudah telat. Mungkin hanya telat satu kedipan. Lima tembakan telanjur dilakukan oleh Thomas. Dua plus tiga peluru.

Atau bersamaan. Saat penembak gila menembak, penembak jitu juga menembak. Karena itu tembakan Thomas sedikit berubah arah. Hanya mengenai telinga. 

Atau Trump yang memang lagi bejo. Saat peluru mendesing posisi Trump lagi menoleh ke arah kiri.

Ternyata penting: saat pidato seringlah mengalihkan pandangan. Toleh kanan. Depan. Toleh kiri. Kalau saja Trump hanya bisa pidato sambil membaca teks wajahnya akan terpaku ke depan. Kening Trump yang terkena peluru.

Posisi atap gedung Agr yang di sebelah kiri itulah yang membuat satu korban tewas adalah orang yang duduk di deretan kanan Trump.

Peluru yang tidak mengenai Trump nyasar ke korban. Demikian juga dua orang yang terluka serius. Keduanya adalah orang yang duduk di deretan kiri podium. Tembakan Thomas tidak sampai ke Trump. Peluru lebih dulu mengenai dua orang itu.

Saat Trump lagi meringkuk di panggung itulah info baru masuk ke petugas yang melindungi Trump: si penembak sudah dilumpuhkan. Keadaan dinyatakan sudah aman. Trump harus dibawa meninggalkan lokasi.

Info lainnya juga masuk. Kendaraan yang akan membawa Trump sudah siap. Sekeliling kendaraan juga sudah dinyatakan aman.

Maka petugas bergegas membantu Trump bangkit. "Sepatu. Sepatu," sela Trump. Rupanya dalam proses penyelamatan itu sepatu Trump terlepas.

Keamanan capres Amerika begitu rentannya, padahal tidak ada capres yang sampai masuk gorong-gorong.( Dahlan Iskan)

Komentar  Dahlan Iskan di  Disway Edisi 31 Juli 2024 Meritokrasi Hati

iya nok

kalau imajinasi saya, baiknya calon kepala daerah minimal saldonya 200 M. tetapi diniati hilang 50 M. jadi sisanya bisa untuk keluarga. karena sudah diniati hilang 50 M, pastinya waktu bisa menjabat ndak cari balen (kayak sopir truk aja). yg korupsi dgn jual beli jabatan dsb itu karena merasa sudah mengeluarkan modal yang sangat besar. misal modalnya kecil pasti mereka cari sponsor, yo pastine jugamengembalikan atau mencarikan keuntungan yg sdh mensponsori z

Achmad Faisol

merit...? jadi ingat iklan dulu... mau langsing, dimeritin aja... he he he

adi ya adi

Meritokrasi berasal dari kata merit=imbalan; tokrasi=dr demokrasi.... Jdnya demokrasi yang didasarkan pada besar kecilnya imbalan .. setidak nya itulah bahasa yang di pahami masyarakat Indonesia pada umumnya, semua bisa di lihat pada "pesta" demokrasi pileg dan pilpres kemarin, dimana masyarakat "pesta" terima amplop warna warni, katanya mumpung 5th sekali "mereka" bagi2 amplop... Selanjutnya paling lupa klo sdh terpilih.... Itulah fenomena meritokrasi versi masyarakat prindava....

Lagarenze 1301

Ada pemimpin, terutama kepala daerah, yang berprestasi. Ada yang biasa-biasa saja. Ada yang tidak cakap. Tapi, ada juga yang kurang ajar. Diberi amanah malah berkhianat. Menjadi tikus got mengembat duit rakyat. Lebih kurang ajar lagi, sudah mendapat cap narapiadana, eh, maju lagi menjadi calon. Dan, terpilih lagi. Mau bagaimana. Sistem demokrasi dan sistem hukum kita membuka pintu selebar-lebarnya. Kenapa, ya, belum ada koruptor yang dihukum mati di negeri ini.

Mirza Mirwan

Daniel A. Bell, mungkin hanya beberapa dari pembaca CHD yang kenal nama itu -- pun beberapa itu dari kalangan pembaca senyap. Bell adalah orang Kanada, pakar ilmu politik, yang lama mengajar di Shandong dan Tsinghua University. Jadi sudah khatam mengkaji meritokrasi politik di Tiongkok. Salah satu buku karya Daniel Bell tentang politik Tiongkok berjudul " The China Model: Political Meritocracy and the Limits of Democracy" diterbitkan Princeton University Press tahun 2016. Kayaknya Pak DI punya buku itu yang versi cetak, bukan versi Kindle. Demokrasi elektoral, satu orang satu suara, tidak semuanya baik. Orang barat membagi sistem politik dengan "demokrasi yang baik" dan "otoriter yang buruk". Dari dua kategori itu Tiongkok tak bisa masuk ke salah satunya. Di tingkat bawah, ya, demokrasi electoral. Di tingkat menengah dan atas, asas meritokrasi yang digunakan. Bupati atau walikota yang kinerjanya bagus diangkat menjadi gubernur. Dari gubernur masuk ke jajaran kabinet. Tetapi khas Tiongkok, mau jadi bupati/walikota atau gubernur, juga sudah harus berprestasi di dalam kepengurusan Partai Komunis Tiongkok, dari tingkat ranting, cabang, daerah hingga provinsi. Tak ada ceritanya bukan kader PKT bisa jadi walikota atau gubernur. Bahkan kader PKT pun kalau kinerjanya biasa-biasa saja juga akan tersisih. Di Indonesia mau menerapkan asas meritokrasi? Untuk jabatan dalam birokrasi memang bisa. Tetapi untuk jabatan politik, ya susah.

Yellow Bean

Nemu tulisan unik. Ajari aku menyakiti tanpa merasa bersalah. Nanti aku ajari cara menerima luka luar biasa namun kamu harus terlihat baik-baik saja. -- +. –

Yellow Bean

Selamat pagi menjelang siang Mbah Mars. Ada kisah nyata. Seorang yang lolos tes pegawai murni dari hasil seleksi dan tidak punya hubungan merit dengan para pejabat juga harus rela menerima di tempat kan di mana saja. Ketika di tanya "Kamu sodara nya siapa kok bisa lolos seleksi" Maka si Fulan menjawab jujur kalau dia tidak punya saudara yang jadi pejabat. Nasibnya hanya jadi pesuruh dan batu pijakan selama puluhan tahun. Dan bersyukur tanpa mau mengeluh.

Mbah Mars

JABATAN BERDASAR MERIT =========/////////// Bolkin mendatangi ruang pimpinan. Ia tidak puas dengan pengangkatan dua temannya menduduki jabatan di kantornya. “Ada yang bisa saya bantu, Pak Bolkin ?”, kata Atasan mengawali percakapan. “To the point ya Pak. Saya merasa diperlakukan tidak adil”, sahut Bolkin. “Terkait masalah apa ya, Pak ?” “Apa dasar Bapak mengangkat Jabrik dan Mohak menduduki kepala devisi ?” “Oh itu. Saya melakukannya berdasar aturan yang ada, Pak ?” “Berdasar merit tidaknya pegawai kan ?”, kata Bolkin. “Betul, Pak. Merit” “Nah. Data merit pegawai yang Bapak miliki pasti tidak valid”, sahut Bolkin dengan nada agak meninggi. “Saya mendapatkan data dengan berbagai metode Pak. Observasi langsung, dokumentasi dan wawancara. Saya yakin valid”, sergah Atasan. “Kalau data Bapak valid, pasti saya ikut diangkat. Karena Jabrik dan Mohak itu di bawah saya ?” Suasana jadi hening karena sang Atasan diam. “Saya ini merit jauh sebelum mereka berdua, Pak”, kata Bolkin memecah keheningan. “Saat saya merit, Bapak juga hadir kan ? Saat itu mereka masih bujang. Kalau Bapak lupa juga, silahkan periksa data kartu keluarga saya dan kartu keluarga mereka. Bapak pasti menemukan data siapa yang lebih dulu punya anak. Anak saya bahkan sudah enam. Jabrik baru dua. Si Mohak malah belum beranak”, lanjut Bolkin nerocos. “Jadi, jelas kan Pak. Jika berdasar merit siapa yang paling berhak menduduki jabatan ?”, kata Bolkin penuh kemenangan.

Mbah Mars

Hahahaha. Benar-benar menghibur. Terimakasih Bang Laga. Terimakasih juga untuk Pak Joko Lodhang. Dua orang ini selalu menghibur kita setiap hari. Kalian berdua-dua kami nobatkan sebagai LAKI-LAKI PENGHIBUR.

Lagarenze 1301

Santai sejenak. Seorang pemuda menjalani wawancara untuk suatu pekerjaan. Q: "Kapan negara kita merdeka?" A: "Perjuangan untuk itu telah dimulai sejak lama, tetapi baru berhasil pada 17 Agustus 1945." Q: "Siapa saja orang yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan?" A: "Ada banyak orang yang berkontribusi. Jika saya memberi nama, itu akan menjadi tidak adil bagi yang lain." Q: "Korupsi adalah musuh terbesar negara, seberapa besar dampak yang ditimbulkannya?" A: "Sudah ada lembaga yang memeriksa hal ini. Saya menunggu hasilnya." Tim pewawancara terkesan. Mereka memintanya menunggu di luar, dan berpesan untuk tidak mengungkap pertanyaan tersebut ke pelamar lain. Ketika pemuda itu keluar ruangan, pelamar ke-2 yang ternyata sahabatnya, menanyakan pertanyaan yang diajukan. Pemuda itu menolak karena sudah berjanji. "Kalau begitu, katakan jawaban yang kamu berikan saja. Itu tidak melanggar janji," pinta pelamar ke-2. Si pemuda setuju. Dan, pelamar ke-2 masuk ke ruangan wawancara. Q: "Kapan kamu lahir?" A: "Upayanya sudah dimulai sejak lama, namun baru berhasil pada 17 Agustus 1945." Pewawancara bingung. Mereka menanyakan pertanyaan berikutnya. Q: "Siapa nama ayahmu?" A: "Ada banyak orang yang berkontribusi. Jika saya memberi nama, itu akan menjadi tidak adil bagi yang lain." Pewawancara sangat terkejut mendengar jawaban itu. Q: "Apakah kamu gila?" A: "Sudah ada lembaga yang sedang menyelidiki hal ini. Saya sedang menunggu hasilnya."

thamrindahlan

Selamat Petang Pak Mario Putra daerah terbaik memiliki hak membangun kampung halaman. Bersebab sistem pemilihan kepala daerah di kendalikan parpol maka putra daerah terbaik tersingkirkan. Perlu ada revolusi demokrasi sehingga Kepala Daerah terpilih adalah sosok pemimpin yang benar benar berniat membangun kemudian mensejahterakan rakyat. Selama Penguasa dan oknum parpol menjadi sponsor jangan harap daerah bisa maju membangun. Apalah daya rakyat kecil, memikirkan hidup sendiri sudah tidak mampu. Anggota Dewan Terhormat bisa jadi sibuk dengan diri sendiri pula padahal mereka wakil rakyat. Bhp salamsalaman

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

WAWANCARA PILKADA OLEH SURVEY.. "Dalam Pilkada DKI tahun 2024 ini, Anda akan milih siapa, jika Cagubnya adalah: a). Anies Baswedan. b). Ahok. c). Ridwan Kamil. "Saya tidak milih semua. Karena saya bukan penduduk DKI. "Lho, anda penduduk mana..? "Jawa Barat.. "Nah, kalau begitu, Anda pilih siapa, jika Cagub Jawa Barat adalah: a). Ridwan Kamil. b). Dedi Mulyadi. c). Desi Ratnasari. "Saya tidak milih semuanya.. "Lho, mengapa..? "Karena pas tanggal Pilkada nanti, itu pas tanggal pernikahan saya. "Lha kan, meski hari pernikahan, bisa saja ke TPS sebentar. Paling lama 30 menit, termasuk antrinya..! "Tidak bisa. Karena ijab kabul akan dilaksanakan di rumah mempelai wanita. "Di mana..? "Di DKI.. "Kan bisa milih di Jakarta. Yang penting bawa KTP..? "Tidak bisa.. "Mengapa..? "Kan KTP nya dibawa pak KUA.. ### Responden ruwet. Pewawancara mumet..

yea aina

Salah satu penghambat meritokrasi di sini: Kalau sudah duduk lupa berdiri. Pun ingat masa jabatan akan berakhir, akan diwariskan kepada keluarga atau orang separtai saja. Di masa reformasi teriak anti KKN paling lantang, tapi kalau sudah duduk menjabat tindakannya begitu sarat KKN. Keluarga dan Konco Ndewe.

Kang Sabarikhlas

Dulu ada Revolusi... berharap gema ripah loh jinawi lalu juga basmi pki tanpa peduli Kemudian ada yang bertangan besi juga memperkaya sesama kroni Timbullah Reformasi tak terbatasi hingga kini ada omongan dinasti..... Duh... Lihatlah berita di tv, di medsos begitu rumitnya hukum dinegeri ini ditegakkan!,.... ada kasus Vina dan yg terbaru kasus terdakwa bebas di PN Surabaya, apalagi kasus-kasus mega korupsi... Saya sebagai wong cilik goblik yg cuma bisa bengong dan selalu berdoa memohon pada Allah Swt semoga di negeri ini orang² pintar yg semakin banyak dan bergelar banyak juga orang² kaya berharta banyak melimpah, semua bangkit bekerja dng jujur & benar + ikhlas seperti yang diajarkan Agama untuk saling tolong berbagi sesamanya demi Kemakmuran Bangsa.... anu, biar ndak pusing saya mau 'meretokrasi hati' dengarkan lagu 'DUMES' sambil ☕ngopi+ngudut lagu versi Cantika Davinca. ¶refrain.. Koyo lagi wingi (seperti baru kemarin) Awak dewe iso ngobrol tekan wengi (kita bisa 'ngebor' sampai malam) Kroso sliramu wong sing paling gemati (rasanya kamu selalu mengerti) Ora nyongko kowe sing paling nglarani (tak kukira kamu gigit menyakiti) .......... duh...mantan..❤️

Johannes Kitono

Meritokrasi - Amplop. Membandingkan sistem politik China dan NKRI. Tentu hal yang sangat beda. Di China hanya ada pemilu kepala desa. Sudah itu berlaku sistem Meritokrasi. Kepada desa yang sukses bisa jadi walikota, Gubernur. Bahkan Sekjen dan Politbiro Partai. Dari sisi pemilu saja bisa dihitung berapa dana yang bisa dihemat. Coba bandingkan NKRI yang multi partai. Untuk menjadi anggota Legislatip perlu perahu atau rekom Partai. Dan Amplop itu ada harganya. Konon,untuk menjadi anggota legislatip daerah Jakarta saja. Harus siapkan dana antara 15 - 20 mily.Biarpun rekam jejak anda bersih. Itu hanya anggota dewan dan silahkan tebak harga untuk jadi Gubernur. Susah bagi eksekutip sukses untuk naik kelas. Baik horizontal apalagi Vertikal. Mimpi mempunyai pemimpin baik yang berdasarkan Meritokrasi. Hanya bisa terjadi. Kalau ada pemimpin NKRI yang tegas dan berani. Dan tentu tidak perlu menganut sistem Komunis seperti China. Tegakkan hukum dan Sapu bersih para pejabat korup tanpa pandang bulu. Biarpun termasuk keluarga sendiri. Setelah satu atau dua generasi baru akan panen hasilnya. NKRI yang punya kepastian hukum dan jadi magnet investor dunia. Semoga Semuanya Hidup Berbahagia.

Gregorius Indiarto

Kebanyakan orang memilih pemimpin dengan akal, berdasar hitungan matematika, nyata di depan mata. Hari ini memilih, langsung dapat. Atau dapat dulu, baru pilih. Jarang yang memilih calon pemimpin berdasar hati, meritokrasi; kemampuan dan prestasi.

Kategori :