"Kita semua sepakat untuk mengurangi pencemaran sampah plastik di lingkungan, tidak lagi menggunakan single-use plastic," katanya.
Dosen dan peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan SEAFAST Center, Institut Pertanian Bogor (IPB), Nugraha Edhi Suyatma juga menilai bahwa galon PC lebih ramah lingkungan dibanding galon sekali pakai. Menurutnya, galon PC tidak menghasilkan sampah karena kemasan digunakan kembali sekaligus mengurangi energi yang digunakan untuk mendaur ulang.
"Jadi dari aspek lingkungan, kemasan galon PC lebih unggul dibandingkan galon PET. Kemasan galon PC memiliki guna ulang yang lebih panjang dibandingkan galon dari PET," katanya.
Seperti diketahui, BPOM telah mengeluarkan Peraturan Nomor 6 Tahun 2024 tentang pelabelan kemasan BPA pada galon PC. Peraturan yang disinyalir akan menguntungkan pihak tertentu itu dikhawatirkan akan mendorong penggunaan kemasan sekali pakai yang berujung pada masalah timbunan sampah.
BACA JUGA:Mahasiswa UMP Plek Ketiplek Plagiat Skripsi Mahasiswi Unsri, Pakar: Seperti Gunung Es
Hal tersebut bertentangan dengan semangat masyarakat dan produsen yang bertanggung jawab untuk mengurangi jumlah timbunan sampah. Produsen berkewajiban mengelola sampah yang berasal dari hasil produk mereka karena dunia tengah menghadapi status darurat sampah.
Pemerintah melalui Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019 juga telah membuat roadmap agar target pengurangan sampah oleh produsen sebesar 30 persen di 2029 dapat tercapai. Dengan melaksanakan Permen maka perusahaan dapat memberikan kontribusi sekaligus menghemat emisi karbon dan menangani dampak polusi limbah plastik.