Kinerja Industri Tekstil Merosot, Kemenperin: Permintaan Menurun dan Tidak Ada Payung Hukum yang Jelas

Selasa 13-08-2024,13:45 WIB
Reporter : Bianca Chairunisa
Editor : Subroto Dwi Nugroho

JAKARTA, DISWAY.ID -- Sektor industri tekstil dan pakaian malah mengalami penurunan yang luar biasa drastis di tengah pertumbuhan sektor-sektor industri di Indonesia.

Dilansir dari data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), sektor industri tekstil dan pakaian jadi justru mengalami terkontraksi sebesar 0,03 persen (y-on-y).

Melambatnya sektor industri juga tampak pada Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juli 2024 yang berada di poin 49,3 atau merosot jadi fase kontraksi.

BACA JUGA:5 Contoh Jawaban Alasan Memilih Bekerja di Bank Indonesia dalam Seleksi PCPM Angkatan 39, Bisa Jadi Referensi untuk Peserta!

BACA JUGA:Kapan Gempa Megathrust Melanda Indonesia? Ini Kata BMKG

Padahal, selama 34 bulan berturut turut sebelumnya mampu bertahan di level ekspansi.

"Ini diakibatkan oleh penurunan produksi tekstil seiring lonjakan produk tekstil impor yang membanjiri pasar domestik," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya pada Senin 12 Agustus 2024.

Selain itu, Menperin Agus juga menambahkan bahwa pelemahan sektor industri tekstil ini sudah mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Dalam Sidang Kabinet yang diselenggarakan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Presiden Jokowi menyebutkan bahwa kontraksi PMI manufaktur perlu diwaspadai karena beberapa negara di Asia juga mengalaminya dan komponen yang mengalami penurunan paling banyak adalah dari sisi output.

Selain itu, beban impor bahan baku yang tinggi karena fluktuasi rupiah atau serangan produk-produk impor yang masuk ke dalam negara dapat berpengaruh pada melemahnya permintaan domestik.

BACA JUGA:Upaya Kelestarian Lingkungan, Rangkaian Acara di Festival Like 2 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Berjalan Sukses

BACA JUGA:Eks Anggota DPR Miryam Haryani Penuhi Panggilan Penyidik KPK Terkait Korupsi E-KTP

"Beliau menekankan bahwa penggunaan bahan baku lokal dan juga perlindungan terhadap industri dalam negeri, serta harus bisa mencari pasar nontradisional dan mencari potensi pasar baru sebagai tujuan ekspor produk-produk Indonesia," kata Agus.

Selain itu, kondisi sama juga dialami pada Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Juli 2024 yang turun menjadi 52,4 dari IKI Juni 2024 sebesar 52,5.

Perlambatan nilai IKI pada Juli lalu dipengaruhi oleh menurunnya nilai variabel pesanan baru dan masih terkontraksinya variabel produksi.

Kategori :