Ikatan Apoteker Indonesia Buka Suara soal Marak Penggunaan Antibiotik Sembarangan

Kamis 22-08-2024,20:15 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : M. Ichsan

JAKARTA, DISWAY.ID-- Ketua Ikatan Apoteker Indonesia apt. Noffendri, S.Si turut buka suara terkait banyaknya masyarakat menggunakan antibiotik tanpa resep dokter.

Di samping pihaknya yang telah melakukan upaya edukasi, penting bagi pemerintah untuk menyosialisasikan bahaya antibiotik tidak rasional bukan hanya kepada apoteker, tetapi juga masyarakat.

Hal ini karena IAI sebagai organisasi profesi memiliki keterbatasan dalam memastikan penggunaan antibiotik ini bisa lebih rasional.

BACA JUGA:Konsumsi Antibiotik Sembarangan, Kemenkes Ungkap 1,27 Juta Orang Meninggal akibat Resistensi

BACA JUGA:Ingat! Jangan Asal Minum Antibiotik, Praktisi Ungkap Bahayanya

"Kalau organisasi profesi itu kan punya keterbatasan dalam sosialisasi, keterbatasan anggaran, kita harap pemerintah juga tidak berhenti dalam menyosialisasikan itu," kata Noffendri ketika ditemui di Kantor IAI Jakarta, 22 Agustus 2024.

"Sebenarnya IAI berbagi peran. Jadi kan jangan yang disasar sosialisasi hanya apoteker saja, atau tenaga kesehatan saja, tpi kita jga perlu sosialisasi ke masyarakat. Jadi kita juga mencerdaskan masyarakat tentang penggunaan antibiotik," tuturnya.

Ia mengungkapkan, IAI sendiri telah memiliki program promotif dan preventif bernama DAGUSIBU untuk memberikan edukasi ke masyarakat.

"Kemudian menyampaikan ke masyarakat apa itu antibiotik, bagaimana cara memperoleh antibiotik yang benar, bagaimana cara menggunakan yang benar, supaya terhindar dari resistensi."

Selain itu juga terkait cara penyimpanan dan cara membuang apabila telah rusak.

BACA JUGA:Bakteri atau Virus: Kapan Perlu Antibiotik?

BACA JUGA:Resistensi Antibiotik Picu Pandemi Senyap, Ancam Kesehatan Masyarakat Global

"Yang paling penting kan sebenarnya di tahapan bagaimana cara mendapatkan," cetusnya.

Dalam hal ini, masyarakat diedukasi agar tidak membeli antibiotik tanpa resep dokter. Sebaliknya, harus mendapatkan antibiotik dengan cara yang benar, yakni melalui resep dokter.

Terlebih, ia mengungkapkan bahwa masyarakat saat ini cenderung menyalahkan apoteker apabila tidak bisa membeli antibiotik tanpa menggunakan resep.

"Makanya sekarang banyak masyarakat yang dateng ke apotek minta antibiotik tanpa melalui resep dokter. Itu kan kalau nggak diberikan penyadaran akan berjalan terus. Bahkan masyarakat cenderung menyalahkan apoteker yang enggan memberikan secara bebas."

Maka dari itu, ia menekankan pentingnya edukasi ke seluruh pihak, bukan hanya tenaga kesehatan sehingga kesadaran masyarakat juga tumbuh.

"Jadi dengan dua belah pihak ini, kita perkuat. Mudah-mudahan program pemerintah tentang pencegahan resistensi antibiotika bisa menurun," harapnya.

Kategori :