Coach Shin menjelaskan jika di pertandingan itu ia memasang dua taktik yang terbukti ampuh merepotkan Arab Saudi.
Pertama dengan taktik 3-4-3, Shin Tae-yong meminta Witan Sulaeman bergerak agresif dan cepat mengalirkan bola ke depan.
Khususnya ketika mendapat kesempatan untuk melakukan counter attack.
Ragnar Oratmangoen dan Rafel Struick membantu dengan pergerakan tanpa bola di jatung pertahan lawan.
Taktik ini terbukti dengan gol Ragnar di menit 19' setelah mendapat umpan tarik dari pemain Persija Jakarta itu.
Shin Tae-yong mengatakan, untuk taktik bertahan Timnas Indonesia menggunakan skema 5-4-1 menyisakan Struick di depan.
"Kami memasangkan lima bek di belakang ketika bermain bertahan," jelas Shin Tae-yong.
"Kemudian ketika menyerang kami mengubah skema ke tiga bek," bebernya.
Tapi tak hanya itu, ketika mendapat momen menyerang, Shin Tae-yong meminta dua bek sayap membantu merangsek ke depan.
Sandy Walsh yang bermain di sayap kanan setidaknya tiga kali membuat umpan matang kepada Witan dan Ragnar.
Sayangnya penyelesaian kedua penyerang sayap Indonesia itu masih terlalu mudah bagi kiper lawan.
Pemain Bermain Disiplin
Shin Tae-yong memuji penampilan anak asuhannya karena bermain disiplin.
Ia menjelaskan ketika bertahan, pemain depan kompak ikut membuat baris pertahanan di tengah.
Praktis taktik ini membuat Roberto Mancini kelimpungan, ia bingung membongkar pertahanan Indonesia.