Kementerian PPPA Soroti Kasus Pembunuhan Siswi SMP di Palembang

Sabtu 07-09-2024,17:37 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : Khomsurijal W

JAKARTA, DISWAY.ID-- Kasus pembunuhan siswi SMP di Palembang menjadi perhatian banyak kalangan. Apalagi kasus yang juga terkait dugaan kekerasan seksual tersebut melibatkan 4 pelaku anak di bawah umur. 

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyoroti pentingnya pendampingan bagi keluarga korban dan pelaku dalam kasus tersebut.

Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar pun mengungkapkan keprihatinannya atas kekerasan dengan pelaku anak terus terjadi.

BACA JUGA:KemenPPPA Turun Tangan Bantu Kasus Ibu dan Pacar Lecehkan Anak di Sumenep

Oleh karena itu, pihaknya memastikan proses hukum berlaku sesuai perundang-undangan.

“Kami akan terus memantau dan memastikan korban yang masih usia anak beserta keluarganya mendapatkan keadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada," tegas Nahar dalam keterangan tertulis di Jakarta, 6 September 2024.

Selain itu juga mengawal agar keluarga korban mendapatkan kepastian keadilan.

"Kemen PPPA siap memberikan bantuan pendampingan bagi keluarga korban, baik itu pendampingan secara hukum maupun psikologis," kata Nahar dalam keterangan tertulis yang diterima Disway, 7 September 2024.

Nahar menyebut bahwa Tim Layanan SAPA129 berupaya menjangkau keluarga korban untuk memastikan pendampingan tersebut.

BACA JUGA:Menteri PPPA Tuntut Hukuman Berat Guru Ngaji Pelaku Pelecehan Belasan Anak di Purwakarta

Menurutnya, pendampingan psikologis yang intensif kepada keluarga korban diperlukan agar dapat mengikuti proses hukum secara maksimal dan pendampingan yang bersifat rehabilitatif.

Selain keluarga korban, pendampingan juga diperlukan bagi keluarga pelaku, khususnya untuk penguatan pengasuhan dan mencegah munculnya stigma.

“Terhadap keluarga pelaku seharusnya juga diberikan pendampingan untuk mencegah mereka menjadi korban stigma dari lingkungan sekitar mereka sekaligus edukasi pengasuhan lebih baik," lanjut Nahar.

Ia pun mengkhawatirkan kemungkinan adanya kondisi di mana lingkungan pelaku minim pengawasan dan cenderung melakukan pembiaran terhadap perilaku-perilaku berisiko.

Selain itu juga perlunya perhatian orang tua agar anak-anaknya tidak terjerumus pada perilaku menyimpang seperti mengonsumsi video porno yang dapat menjadi pemicu kekerasan seksual.

Kategori :