Utamakan Kolaborasi, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) Perkenalkan Paradigma Baru Pengembangan Energi Panas Bumi Indonesia di ISF 2024

Senin 09-09-2024,20:39 WIB
Reporter : Reza Permana
Editor : Reza Permana

JAKARTA, DISWAY.ID – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia terus mendorong pengembangan energi panas bumi untuk mendukung transisi energi Indonesia dan mendukung agenda Net Zero Emission (NZE) 2060.

Pada ajang Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, Kamis 5 September, PGE menyampaikan paradigma baru yang menekankan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan untuk mempercepat pengembangan panas bumi sebagai tulang punggung transisi energi nasional. 

Kolaborasi antar pemangku kepentingan menjadi salah satu pesan utama yang digaungkan di ISF 2024. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan, dalam sesi pleno menegaskan bahwa percepatan transisi energi memerlukan upaya kolektif yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, industri, hingga investor.

Menurutnya, masa depan transisi energi Indonesia bergantung pada komitmen kolaboratif dari semua pemangku kepentingan.

BACA JUGA:Pertamina Tingkatkan Kerjasama dengan Lion Air: Harga Avtur Kami Kompetitif

BACA JUGA:Respons Pertamina Soal Penyebab Harga Avtur Paling Mahal di ASEAN, Bikin Harga Tiket Pesawat Mahal?

Sejalan dengan visi tersebut, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, menambahkan bahwa panas bumi merupakan solusi terbaik bagi Indonesia dalam perjalanan menuju energi bersih.

Karakteristik panas bumi yang mampu menjadi sumber energi baseload menjadi alasan kuat mengapa Indonesia perlu mengoptimalkan potensi ini melalui kolaborasi yang kuat antar seluruh pemangku kepentingan.

Untuk memaksimalkan potensi panas bumi yang ada, Direktur Utama PGE Julfi Hadi menyampaikan bahwa paradigma baru dalam pengembangan energi panas bumi dibutuhkan untuk membuat investasi di sektor energi terbarukan ini lebih menarik dengan tingkat tarif yang ada.

“Selama ini tidak ada cara baru dalam pengembangan panas bumi, padahal kita perlu mempercepat pengembangan panas bumi dalam 6-8 tahun ke depan untuk mencapai target kapasitas panas bumi nasional sebesar 7 GW pada 2033. Kita memerlukan terobosan untuk bisa menurunkan biaya pengembangan panas bumi dan mengubah paradigma melalui model bisnis yang baru,” kata Julfi Hadi.

BACA JUGA:Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Tinjau Langsung Penyaluran LPG 3Kg di Tangerang Selatan

BACA JUGA:Dirut Pertamina Pastikan Pasokan Elpiji 3 Kg di Surakarta Aman

Perubahan paradigma dalam pengembangan energi panas bumi menjadi penting, karena dengan tarif listrik panas bumi saat ini, perlu ada pendekatan yang lebih optimal untuk meningkatkan profitabilitas pengembang (independent power producers/IPP).

Paradigma baru yang ditawarkan PGE mengedepankan tiga strategi utama untuk mencapai hal ini.

Pertama, strategi pembaruan model bisnis melalui pengembangan bertahap di wilayah kerja panas bumi untuk meningkatkan peluang keberhasilan dan optimalisasi biaya, mengingat pengembangan langsung dalam skala besar biasanya sering menimbulkan pembengkakan biaya.

Kategori :