JAKARTA, DISWAY.ID-- Fenomena pelemahan daya beli masyarakat kini tengah mengancam keberlangsungan para pelaku usaha, terutama kalangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bidang makanan.
Para pelaku UMKM di bidang makanan mulai mengeluhkan adanya penurunan atau perlambatan dalam penjualan produk.
Demikian merupakan dampak dari pelemahan daya beli masyarakat yang bahkan sudah dirasakan sejak tahun 2023 lalu.
BACA JUGA:Satu Dekade Presiden Joko Widodo, Pemberdayaan UMKM Sumbang 60 Persen PDB
“Untuk dua minggu terakhir ini sih stabil, gak ada penurunan atau peningkatan untuk penjualan. Tapi kondisi kaya gini udah dari tahun lalu,” tutur Fadil, salah satu pedagang minuman es campur yang bertempat di Blok M Square, Jakarta Selatan, saat ditemui oleh Disway pada Selasa 10 September 2024.
Menurut Fadil, kondisi seperti ini bukanlah hal yang asing untuk industri UMKM makanan dan minuman ringan.
“Kalau masalah naik turun itu ya kayaknya wajar ya, apalagi ini kan bisnis niaga,” jelas Fadil.
Oca, salah satu pelaku industri UMKM frozen food Tahu Bakso mengungkapkan kondisinya.
Menurut Oca, saat ini memang terdapat penurunan dalam penjualan produk frozen food Tahu Bakso miliknya.
BACA JUGA:Daya Beli Masyarakat Anjlok, Ekonom INDEF: UMKM Kini Jadi Korban
“Ada penurunan penjualan. Minggu kemaren cuma 5 hari kerja biasanya dari Senin sampai Sabtu, minggu kemaren sampai Jumat doang,” jelas Oca ketika dihubungi oleh Disway pada Senin 9 September 2024.
Tidak hanya itu, Oca juga mengungkapkan bahwa penurunan penjualan ini juga dirasakan oleh pelaku UMKM lainnya.
“Agen agen juga pada ngeluh ini penjualan lagi slow banget. Awal bulan September ini parah-parahnya,” jelas Oca.