Vaksin bernama Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN) tersebut telah diberikan kepada kelompok berisiko sejak ditemukannya kasus konfirmasi mpox di Indonesia pada 2023 silam.
BACA JUGA:Hadir di Mining Indonesia 2024, Wilo Dorong Transformasi Hijau di Industri Pertambangan
Vaksin MVA-BN sendiri disetujui pada 2013 untuk pencegahan cacar di Kanada dan Uni Eropa pada usia 18 tahun ke atas.
Kemudian pada 2019, vaksin ini kembali disetujui untuk pencegahan cacar dan mpox pada dewasa di Amerika Serikat dan Kanada.
Di tahun 2022, Uni Eropa menyetujui MVA-BN untuk pencegahan mpox hanya pada orang dewasa, tidak dilisensikan untuk orang di bawah usia 18 tahun.
Selanjutnya ada vaksin LC16m8 dari Jepang yang telah dilisensikan pada 1975.
BACA JUGA:Kun Wardana Klaim Akan Lakukan Pembinaan Modal Usaha Melalui CSR
Tak seperti MVA-BN, vaksin ini dapat diberikan kepada seluruh usia.
Sementara pengembangannya untuk pencegahan mpox dimulai pada Agustus 2022 dengan menggunakan vaksin cacar generasi ketiga.
Vaksin terakhir yang mendapatkan rekomendasi WHO adalah vaksin cacar generasi kedua ACAM2000 yang telah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk imunisasi cacar sejak 2007.
Sementara untuk pencegahan mpox, vaksin ini disetujui pada 2024 melalui protokol Investigasi Obat Baru Akses yang Diperluas (Expanded Access Investigational New Drug).
Menurut jurnal “Vaccines against mpox: MVA-BN and LC16m8” yang terbit di Taylor & Francis Online pada 1 September 2024, probabilitas MVA-BN menurunkan penyakit Mpox sebesar 62-85%.
BACA JUGA:Jenguk Bocah Terlindas Mobil, Polres Tangsel Ungkap Kondisinya
BACA JUGA:Kasihan Baim Ya Allah, Tak Dinafkahi 'Abah' sampai Harus Jualan Kambing di Pinggir Jalan