JAKARTA, DISWAY.ID -- Sekretaris Kota Administrasi Jakarta, Utara Abdul Khalit menyoroti bahwa masalah stunting bukan hanya persoalan kesehatan masyarakat, tetapi sudah menjadi isu pembangunan bangsa dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Pasalnya, stunting atau kondisi kekurangan gizi yang berkepanjangan ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, melainkan juga pada perkembangan otaknya.
“Dalam penanganan stunting, menjadi tanggung jawab kita semua untuk menuntaskan permasalahan tersebut. Kolaborasi memegang peranan penting,” kata Abdul di Jakarta, Kamis, 12 September 2024.
BACA JUGA:Ridwan Kamil Dapat ‘Call Sign’ Khusus dari Teman-Teman Disabilitas
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Hari Ini Wilayah DKI Jakarta dan Sekitarnya Pada Sabtu, 14 September 2024
DKI Jakarta sendiri terus gencar mengatasi stunting dengan bersinergi dan berkolaborasi bersama berbagai stakeholder, salah satunya BBPOM di Jakarta.
BBPOM di Jakarta selaku instansi pendukung pada pelaksanaan intervensi sensitif, berkomitmen mewujudkan upaya pengentasan stunting.
Dalam hal ini, Kepala BBPOM di Jakarta Sofiyani Chandrawati Anwar menyampaikan bahwa keamanan pangan erat kaitannya dengan pemenuhan asupan gizi.
"Konsumsi pangan yang tidak aman dapat berdampak pada tidak tercukupinya kebutuhan gizi, yang jika tidak ditangani segera dapat menyebabkan stunting," tutur Sofi.
Senada dengan Abdul, ia juga menegaskan bahwa memastikan keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama sehingga diperlukan keterpaduan peran seluruh pemangku kepentingan.
BACA JUGA:70 Persen Tim Pemenangan Ridwan Kamil Isinya Anak Muda
Adapun dalam rangka percepatan penurunan stunting, diselenggarakan kegiatan Aksi 3 Rembuk Stunting Tingkat Kota Administrasi Jakarta Utara.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Utara, jajaran Kantor Kementerian Agama, Polres Jakarta Utara,
perusahaan, NGO, Kecamatan, Kelurahan, PKK, hingga perguruan tinggi.