JAKARTA, DISWAY.ID-- Direktur Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Hendra Gunawan menyebut Indonesia menghadapi ancaman serius dari perubahan iklim.
Hal ini kata dia berdasarkan data dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
BACA JUGA:Kementerian ESDM Dorong Optimalisasi Migas 2025, Produksi Minyak Pertamina Hulu Rokan Bakal Digenjot
BACA JUGA:Pendaftar CPNS Kementerian ESDM Tembus 4.361 Orang, Masih Dibuka Hingga 6 September 2024
Sejak 1981 hingga 2018, terjadi peningkatan suhu sebesar 0,03 derajat celcius per tahun, disertai kenaikan permukaan air laut sebesar 0,8-1,2 cm per tahun.
Hal ini kata Hendra, menjadi ancaman signifikan, terutama mengingat 65 persen penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir.
"Data ini menegaskan bahwa perubahan iklim bukan lagi ancaman di masa depan, melainkan tantangan yang sudah terjadi dan akan terus memburuk tanpa langkah mitigasi yang tepat," kata Hendra dikutip Senin 16 September 2024.
Hendra juga mengungkapkan bahwa menurut World Energy Council, Indonesia memiliki lima variasi sumber energi.
BACA JUGA:Kap Mobil Pecah! Fortuner Tabrak Tiang Listrik di Meruya Ilir Jakbar
BACA JUGA:Program Konversi 1.000 Motor Listrik Gratis Sudah Dimulai, KESDM Optimis Berhasil
Untuk menghadapi tantangan ini, Indonesia harus seimbang dalam menjaga energy security, energy equity, dan keberlanjutan lingkungan.
"Saat ini, kita berada di peringkat 58 dari 126 negara. Ini menunjukkan bahwa kita masih berada di papan tengah, sehingga perlu ada upaya untuk memperbaiki posisi ini agar indeks kita semakin baik," lanjut Hendra.
Indonesia, sebagai bagian dari komunitas global, telah berkomitmen pada berbagai upaya mitigasi perubahan iklim.
Salah satunya melalui Paris Agreement dengan komitmen menjaga kenaikan suhu global tidak melebihi 2 derajat celcius, dan diupayakan hingga kurang dari 1,5 derajat celcius.
BACA JUGA:Optimalkan Pertumbukan EV, Kementerian ESDM Sarankan Pemda Gunakan Motor Listrik