JAKARTA, DISWAY.ID - Gen Z disebut rentan terkena penyakit jantung. Benarkah?
Dijelaskan oleh ahli Dr dr Faris Basalamah Sp. JP(K) PhD, sebenarnya penyakit jantung dapat menyerang siapa pun dengan faktor risiko.
"Siapapun dengan faktor resiko, genetik lingkungan kerja, dan gaya hidup tertentu akan lebih beresiko mempunyai penyakit jantung," terang Faris kepada Disway, 19 September 2024.
BACA JUGA:Rano Karno Mulai Main TikTok, Untuk Gaet Gen Z di Pilkada DKI Jakarta
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung meliputi, kadar kolesterol dalam darah tinggi, diabetes, obesitas, hipertensi.
Selain itu juga akibat lingkungan kerja yang membatasi aktivitas fisik seseorang seperti gamers, office job yang membuat seseorang duduk berjam-jam, pola makan tinggi gula dan karbohidrat, tidak adanya kebiasaan olahraga secara rutin.
ahli Dr dr Faris Basalamah Sp. JP(K) PhD--Istimewa
ahli Dr dr Faris Basalamah Sp. JP(K) PhD--Istimewa
BACA JUGA:GM King Fighter Series, Helm Open Face Nyaman dengan Harga Pas di Kantong Gen Z
"Dan hal-hal tersebut terutama gaya hidup dan pola makan banyak didapatkan pada gen Z," tandasnya.
Ditambah dengan adanya faktor genetik dari keluarga, penyakit jantung semakin rentan dialami Gen Z.
Ia mengungkapkan, penyakit jantung yang sering disebabkan oleh faktor di atas adalah jantung koroner, hipertensi, hingga obesitas.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Kematian di Indonesia akibat penyakit Kardiovaskular mencapai 651.481 penduduk per tahun, yang terdiri dari stroke 331.349 kematian, penyakit jantung koroner 245.343 kematian, Penyakit jantung hipertensi 50.620 kematian, dan penyakit kardiovaskular lainnya (Institute for Health Metrics and Evaluation, 2019).
BACA JUGA:Jadi Singa di Kancah Global, Gen Z Harus Out of The Box dan Keluar dari Zona Nyaman