Ia bahkan menantang apakah ada jurnal yang terbukti menyebutkan bahwa mi instan bahaya dikonsumsi atau tidak baik untuk kesehatan.
"Siapa yang bilang mi instan bahaya? Saya tantang cari jurnalnya. Lho, kasih jurnal, lah, apa yang mengatakan mi instan berbahaya," tantang Dokter Tirta, dikutip Jumat, 20 September 2024.
BACA JUGA:Diduga Mengandung Etilen Oksida Pemicu Kanker, 4 Produk Mi Instan Indonesia Dilarang di Luar Negeri
Samuel Christ kemudian melemparkan isu bahwa ada mitos masyarakat bahwa mi instan mengandung atau dibungkus dengan lilin.
Dokter Tirta kembali menegaskan tak setuju dengan mitos tersebut.
Menurutnya jika ada makanan yang dinilai berbahaya perlu diketahui penyebabnya kenapa bisa bahaya dikonsumsi.
"Nggak juga! Sekarang ta tanya, orang bilang mi instan bahaya, oke bahayanya apa? Semua netizen mi instan bahaya, ta tantang bahayanya apa?
"Bahayanya harus jelas. Kalau kita mau mengatakan sebuah makanan berbahaya, kita harus tahu bahayanya apa," terang pria pemilik almamater Universitas Gadjah Mada Fakultas Kedokteran itu.
Dokter yang memiliki gelar M.A.B dari Institut Teknologi Bandung itu mengatakan bahaya makan mi instan jika dikonsumsi 10 bungkus dalam sehari.
BACA JUGA:Taiwan Diduga Temukan Zat Pemicu Kanker di Mi Instan Indomie, Sebabkan Iritasi Serius juga!
Secara logis, Dokter Tirta seolah ingin menyampaikan bahwa mi instan sama sekali tidak berbahaya selama tak berlebihan.
"Apakah kamu bisa makan mi instan 50 lusin sehari? Kapan kamu makan mi instan? Ya sekali makan berapa bungkus? Bisa kamu kuat makan 10 bungkus?" jelasnya.
Mi Instan Tidak Ada Nilai Gizinya
Ilustrasi. Mi instan disebut tak punya nilai gizinya kecuali tepung-@Pressfoto/Freepik-
Dokter Tirta kemudian menjelaskan bahwa kandungan mi instan diklaim tak punya nilai gizi atau protein.
Namun begitu bukan berarti mi instan tak memiliki protein bahaya dikonsumsi.
Menurutnya, minimal mi instan hanya memiliki kandungan karbohidrat dari tepung yang dapat menjadi sumber energi tambahan.