"Itu dia yang kami enggak bisa mengerti, karena dia tidak menunjuk ke seseorang, tidak menunjuk ke keluarga, tidak menunjuk ke mana-mana jadi dia hanya menulis itu pakai bahasa Mandarin," tuturnya.
Bahasa dari curhatan di catatan itu, kata Arpino, memang sedih. Tetapi tidak menunjuk kearah siapapun.
"Jadi keluarga juga sampai syok dan merasa tidak terima awalnya, karena merasa tidak ada permasalahan apa-apa dari si korban ini," urainya.
Namun, setelah melalui proses visum di RSCM, keluarga korban menerima dengan ikhlas.
"Keluarga sudah menuliskan surat ikhlas terkait kepergian korban," tukasnya.