JAKARTA, DISWAY.ID-- Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Antariksa BRIN Tiar Dani mengungkapkan rahasia matahari dengan memanfaatkan artificial intelligence (AI).
Di mana, ia menemukan dinamika aktivitas matahari dan memprediksi dampaknya terhadap bumi, mulai dari semburan panasnya hingga lontaran massa korona yang dapat mempengaruhi teknologi di bumi.
Untuk diketahui, cuaca di antariksa bisa berdampak pada gangguan satelit, komunikasi radio, jaringan listrik, jaringan pipa minyak, gangguan GPS, bahkan gangguan komunikasi radio di bumi.
BACA JUGA:Ini Permintaan Guru Besar UPI Hingga Peneliti BRIN Untuk Menteri Pendidikan era Prabowo-Gibran
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui aktivitas matahari untuk memitigasi dampak-dampaknya terhadap bumi.
“Karena jika kita tidak bisa memprediksi maka akan ada kerugian ekonomi di dalamnya,” terang Dani pada konferensi pers daring, 4 Oktober 2024.
Ia menjelaskan, pemanfaatan AI dilakukan menggunakan parameter atau fitur-fitur dari data sunspot 3 hari ke belakang.
"Pemanfaatan AI dilakukaan menggunakan parameter atau fitur-fitur dari data sunspot 3 hari kebelakang untuk memprediksi kelas flare dengan menggunakan metode random forest yang merupakan machine learning klasik," paparnya.
Machine learning dan deep learning (AI) dapat mendeteksi pola serta memprediksi aktivitas matahari dengan tingkat akurasi dan kecepatan yang belum pernah ada sebelumnya.
Kemudian, dataset dimasukkan ke beberapa pohon atau decision tree yang akan menghasilkan prediksi sehingga menghasilkan prediksi solar flare.
BACA JUGA:Sukses Akuisisi Freeport, Presiden Jokowi Tegaskan Janjinya Sudah Lunas
Dataset ini biasanya didapatkan dari satelit-satelit yang berjumlah banyak dan mengamati matahari.
Adapun model prediksi solar flare tersebut membutuhkan data dari sunspot yang meliputi lokasi, luas area, jumlah bintik, dan magnetik.
Data-data tersebut diinput ke dalam algoritma dan ditraining untuk dapat memprediksi data terbaru dengan tingkat akurasi tertentu.
Pengembangan Model Prediksi Solar Flare