MenKopUKM mencontohkan komoditas nilam yang diolah menjadi minyak atsiri dengan standar industri.
Selain nilam, juga sudah ada hilirisasi komoditas cabai yang diolah menjadi pasta, sehingga memiliki rantai nilai ekonomi yang lebih panjang.
Begitu juga dengan cokelat yang juga sudah ada pabrik pengolahannya.
BACA JUGA:Menkop UKM Teten Masduki Tegaskan Pelarangan Impor Pakaian Bekas Tidak Bakal Direvisi
BACA JUGA:Pemerintah Beri Toleransi Pedagang Thrifting untuk Habiskan Stok, Setelahnya? Ini Saran Menkop UKM
"Sekarang minyak nilam dari Aceh sudah bisa langsung dikirim ke Paris untuk bahan baku industri wewangian. Rempah bisa dikembangkan dan diolah menjadi bumbu untuk masuk ke pasar dunia," jelasnya.
Kendati begitu, Menteri Teten juga mengakui bahwa saat ini industri rempah-rempah Indonesia masih menghadapi berbagai persoalan serius.
Di antaranya, ketidakstabilan harga, kurangnya infrastruktur pendukung, permasalahan akses pasar, serta pengelolaan lingkungan yang kurang memperhatikan prinsip keberlanjutan.