Fahri juga mengajak semua pihak untuk membuat refleksi tentang apa yang terjadi tanggal 28 oktober 1928 lalu, dimana Indonesia adalah negara yang sebelumnya tidak ada, bahkan bangsanya pun tidak ada tidak seperti RRC, Turki maupun negara-negara lainnya.
Terdapat semangat dari jiwa para pemuda yang akan melanjutkan perjalanan terus menerus untuk merangkai kekuatan Indonesia sebagai sebuah bangsa yang kuat.
Pada hari Sumpah Pemuda ini, Fahri berpesan untuk ikhtiar rakyat untuk merangkai perjalanan yang panjang, bangsa Indonesia.
Maka pada tanggal 27 dan 28 bulan Oktober tahun 1928 anak-anak muda dari segala penjuru bangsa ini berkumpul untuk mengikat diri bahwa kalau sebuah bangsa mau kuat maka harus bersumpah bahwa kita satu tanah air, kita adalah satu bangsa dan kita adalah satu bahasa.