JAKARTA, DISWAY.ID - Dekan FISIP Unair Prof Dr Bagong Suyanto, Drs, M.Si mengungkapkan alasan pihaknya membekukan BEM FISIP Unair usai mengirim papan karangan bunga selamat yang bernada satire ke Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ia pun menegaskan bahwa UNAIR tidak pernah membatasi hak mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi.
Sedangkan penggunaan diksi yang tidak sesuai dengan kultur akademik kampus menjadi alasan utamanya memutuskan pembekuan BEM FISIP Unair.
BACA JUGA:Belum Temu Titik Terang, Sidang Mediasi Baim Wong dan Paula Verhoeven Terkendala Soal Prinsip
“Sepenuhnya karena diksi. Jadi kami ini juga sering menulis. Kami juga mengkritik kalau ada politisi yang menggunakan diksi yang kasar, yang menurut saya tidak mendidik bangsa Indonesia," tuturnya.
"Ketika anak-anak mahasiswa melakukan hal yang sama. Tentu menjadi tugas moral kami mengingatkan supaya mahasiswa tidak ikut-ikutan larut dalam kegiatan politik yang menggunakan diksi tidak sopan,” tambahnya.
Guru Besar Sosiologi FISIP Unair tersebut lantas berpesan agar mahasiswa tidak boleh lupa dengan marwah akademik.
BACA JUGA:Imbas Guyonan Janda Kaya Agar Nikahi Pria Muda Pengangguran, GP Ansor Bakal Laporkan Suswono!
Hal ini dilakukan, salah satunya dengan penyampaian kritik secara santun.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa keputusan membekukan kepengurusan BEM FISIP agar tidak ada pelanggaran etika akademik
Selain itu untuk mencegah penggunaan hate speech dinormalisasi di lingkungan fakultas.
BACA JUGA:Dugaan Pengeroyokan di Senopati, Jefri Nichol Penuhi Panggilan Polisi
BACA JUGA:Dituduh Selingkuh oleh Baim Wong, Paula Verhoeven Akui Alami Kerugian Berkurang Pekerjaan