JAKARTA, DISWAY.ID - Dalam kunjungannya, Kemnaker tegaskan tidak akan ada PHK pasca Sritex dipailitkan.
Pernyataan ini dinyatakan langsung oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) yang langsung bergerak sigap mengunjungi lokasi pabrik perusahaan tekstil raksasa PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex di kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Dalam keterangannya, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan juga menegaskan bahwa tidak akan ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap buruh atau pekerja Sritex.
“Saya pastikan tak ada PHK terhadap buruh PT Sritex. Hal ini disepakati pihak manajemen yang diwakili Iwan Setiawan Lukminto sebagai Owner PT. Sritex,” dalam keterangan resminya pada Selasa 29 Oktober 2024.
BACA JUGA:Transaksi Melalui BRImo Makin Mudah dan Aman dengan Fitur QRIS Transfer
BACA JUGA:Repons Kapolsek usai Diduga Malak Rp 2 Juta ke Guru Honorer Supriyani untuk Penghentian Perkara
Selain itu, Immanuel juga menambahkan bahwa kunjungannya ke Sritex sebagai bentuk kehadiran pemerintah atau negara menyusul putusan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Semarang pada Rabu 21 Oktober 2024 lalu.
“Yang jelas Pemerintah, negara hadir di tengah buruh atau pekerja. Pemerintah, negara hadir di tengah-tengah pengusaha, khususnya Pak Iwan (Dirut Sritex-red). Jadi tak boleh lagi ada keresahan atau kegelisahan,” ujar Immanuel.
Selain itu, Immanuel juga mengungkapkan rasa apresiasinya kepada sikap seluruh pekerja dan perusahaan Sritex yang menyebut Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai hal tabu.
BACA JUGA:Program Pemberdayaan BRI Dorong Klaster Usaha Manggis di Bali Perluas Jaringan Pemasaran
BACA JUGA:3 Keuntungan Buka Tabungan BRI Simpedes Usaha Buat Para Pengusaha Mikro
“Kalau di luar, PHK menjadi momok atau monster menakutkan bagi pekerja, tapi bagi pekerja Sritex PHK merupakan hal tabu. Saya bahagia sekali mendengarnya,” jelas Immanuel.
Sementara itu, Dirut Sritex Iwan Setiawan Lukminto mengatakan efisiensi yang dilakukan perusahaan berdasarkan keputusan bisnis (market belum ada pembelinya), bukan atas dasar kebangkrutan perusahaan.
“Fokus kami ke depan, ingin terus beroperasi, bukan niat kami untuk menutup pabrik ini. Karena melihat operasional dan kondisi keuangan selama 2 tahun terakhir juga mengalami perbaikan,” kata Iwan.