Program Makan Bergizi Gratis Diklaim Ramah Lingkungan, Limbah Diolah Jadi Pupuk

Jumat 01-11-2024,13:24 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : Marieska Harya Virdhani

JAKARTA, DISWAY.ID - Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana memastikan bahwa aspek lingkungan menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian dalam program Makan Bergizi Gratis.

Termasuk penanganan limbah yang sudah dimasukkan dalam ekosistem pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis.

"Sampah hasil masakan sudah kami rancang untuk menjadi pupuk, bagian dari ekosistem yang akan kembali ke lahan," kata Dadan ketika ditemui di kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, 31 Oktober 2024.

BACA JUGA:Program Makan Bergizi Gratis Jadi Pertaruhan Jabatan Presiden Prabowo

Selain itu, terkait pendistribusian makanan bergizi gratis ini, ia menegaskan tidak akan menggunakan bahan sekali pakai.

"Kami mendistribusikan makanan dengan keemasan yang digunakan ulang, tidak dengan sekali pakai. Jadi tidak menambah sampah," lanjutnya.

BACA JUGA:Alasan Program Makan Bergizi Gratis Baru Terealisasi 2025 Diungkap Ponakan Prabowo

Dengan diubahnya sampah hasil masakan menjadi pupuk, Dadan menilai akan bermanfaat bagi ekonomi karena terjadi perputaran di bidang pertanian.

"Sampah-sampah hasil makanan yang itu kami akan gunakan untuk menjadi pupuk di wilayah pertanian sehingga sirkular ekonomi terjadi," tuturnya.

BACA JUGA:Kata Prabowo Soal Efek Domino Program Makan Bergizi Gratis: Penghasilan Rakyat Bisa Tambah

Untuk diketahui, program makan bergizi gratis ini akan mulai diterapkan pada Januari 2045 mendatang.

Dadan menegaskan bahwa program ini udah sangat siap untuk diimplementasikan, terlebih pihaknya telah melakukan persiapan dan pilot project selama 10 bulan terakhir.

"Untuk tahap awal ini, kami akan melakukan copy paste pilot project seperti yang sudah kami lakukan di Warung Kiara (Sukabumi) dan Bojong Koneng (Bogor) untuk memudahkan dan mempelajari pelayanan di masing-masing daerah."

BACA JUGA:Kementan Siapkan 2 Skema Dukung Program Makan Bergizi Gratis

Adapun tahap awal ini dilakukan di 100 titik di seluruh Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke.

Kategori :