Suami Sendiri

Sabtu 02-11-2024,04:29 WIB
Oleh: Dahlan Iskan

Tidak tercantum di susunan acara tapi bisa dipaksakan: ke makam Abu Waqash di Guangzhou.

Anda sudah tahu siapa beliau: sahabat Nabi Muhammad yang juga masih paman beliau dari jalur ibu.

Ada sedikit kerepotan: beberapa wanita di rombongan kami pakai rok pendek. Ada juga yang pakai atasan you can see. Satpam mencegat mereka. Tidak boleh masuk.

Makam ini tidak sekadar kuburan. Sudah jadi kawasan wisata religius. Luas. Di perbukitan. Di tengah kota Guangzhou. Rindang. Indah. Tertata rapi.

Dari pintu masuk tidak berlihat bangunan makamnya. Harus masuk dulu ke jalan setapak yang agak mendaki. Kami masuk dari pintu belakang --demi parkir bus yang lebih dekat.

Untuk mengatasi you can see tidaklah sulit. Laki-laki yang pakai jaket meminjamkan jaket mereka. Tapi soal rok pendek agak repot. Sudah dicoba menutup paha pakai rompi putih. Yakni rompi seragam rombongan: tidak berhasil. Rompi ini tidak lebar.

Pakai jaket pun hanya bisa menutup paha depan. Diputar.  Ganti paha depan yang kelihatan.

Semua tas pun kami periksa. Siapa tahu ada kain yang bisa jadi penutup paha. Di tas Pak Yoo Tak Peng pedagang dari Kembang Jepun Surabaya, terlihat ada kain. Ternyata Pak Yoo membawa celana training di tasnya. Belum pernah dipakai. Bersih. Beres. Celana itu pun dipinjamkan ke Nova, pengusaha dari Makassar.

Memang tidak serasi dengan bentuk badannyi yang bagus tapi berhasil lolos dari pemeriksaan satpam.

Tinggal satu wanita lagi yang betisnya kelihatan. Akhirnya ditemukan cara: dua rompi diikat jadi satu. Paha depan dan belakang pun tertutup. Jangan ditanya seperti apa bentuknya. Tidak ada bawahan modelnya seperti dua rompi disambung.


--

Di dalam taman besar ini banyak papan penunjuk jalan. Di mana masjid. Di mana makam. Di mana toilet.

Di antara rombongan kami ada yang langsung ke masjid. Salat sunah dua rakaat. Ada juga yang pilih ke makam dulu.


--

Makam itu sendiri berada dalam satu kompleks yang berisi beberapa bangunan, taman dan halaman. Dengan pepohonan besar-besar.

Begitu memasuki  gerbangnya mulai terdengar suara-suara bacaan Alquran dari dalam bangunan itu.

Di gerbang utama itu tertulis nama Abu Waqash dalam huruf Arab.

Lalu ada gerbang lain lagi: gerbang di dalam gerbang. Itulah gerbang khusus menuju makam Abu Waqash.

Setelah melewati gerbang itu terlihat taman makam. Lebih dari 20 nisan berjajar di kanan kiri jalan. Nisan itu ditutup kain. Semuanya. Warna penutupnya coklat muda berpola. Tidak ada kesan magis di penutupnya. Juga tidak ada kesan keramat.

Di tengah-tengah taman makam itulah ada bangunan kuno khas Laut Tengah: bangunan beton dengan satu pintu lengkung di bagian depan. Tinggi lengkung itu tidak setinggi badan saya.

Saya pun harus merunduk saat memasukinya. Ruangannya sempit. Nisannya besar. Ditutup kain tebal dihiasi banyak tulisan Arab.

Beberapa penziarah duduk di sekitar nisan: membaca quran. Tujuh orang. Sudah agak sesak. Saya memaksa duduk di pojok nisan. Berdoa. Membaca quran. Tidak lama. Harus bergantian.

Saya lihat beberapa wanita di rombongan kami juga bergiliran  masuk. Baik yang pakai kerudung maupun yang you can see berpenutup darurat. Yang Kristen. Yang Buddha. Mereka duduk menghadap makam. Menunduk. Berdoa. Dalam hati.

Begitu keluar dari ruang nisan itu terlihat begitu banyak orang Tionghoa yang ingin masuk. Dari wajah mereka saya hafal: orang dari provinsi Gansu. Atau Qunghai. Apalagi kalau lihat cara mereka pakai topi putih yang menempel di kepala.

Mereka datang dari kota Lanzhou –ibu kota Gansu. Saya pun ngobrol dengan mereka. Saya puji enaknya mi Lanzhou Lamian kesukaan saya kalau ke Gansu.

Dari obrolan itu saya tahu: mereka datang ke Guangzhou khusus untuk berziarah kubur. Ke makam Abu Waqash. Mereka naik bus. Tiga hari tiga malam.

Dari Guangzhou mereka masih akan ke provinsi Fujian. Ke kota Quanzhou. Di situ ada makam wali lainnya --seangkatan dengan Abu Waqash.

Quanzhou memang salah satu pelabuhan utama Tiongkok masa lalu. Ibnu Batuta pernah tinggal di Quanzhou.

Di dalam bus, kami pun bicara tentang Islam. Salah satu anggota rombongan, Jenny Widjaja, si pioneer mi sagu, banyak tahu tentang Islam.

Jenny pernah bersahabat baik dengan ustad Arifin Ilham. Dia tahu banyak istilah dalam tafsir quran. Dia pernah menjual laris  alat elektronik untuk membaca quran sekaligus artinya.

Salah satu topik pembicaraan dalam bus itu soal poligami. Alangkah enaknya laki-laki muslim. Bisa punya istri empat.

Jenny kenal istri-istri sang ustaz. Dia juga tahu sikap wanita Islam dalam poligami. Dia pun bertanya: ketika kelak  masuk surga istri yang mana yang diajak masuk surga.

Saya minta Novi Basuki yang menjawab. Ia juga lulusan pesantren.

Novi membuka jawaban dengan kutipan pepatah bahasa Inggris: kebenaran haruslah berdasar data. "Menurut data hasil survei di berbagai dunia, wanita sebenarnya setuju seorang laki-laki berpoligami. Syaratnya hanya satu: jangan suaminyi sendiri".( Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan  Dahlan Iskan di  Disway Edisi 1 Oktober 2024: 

djokoLodang

... Ia jelaskan sangat rinci soal halal. Sampai ke contoh-contoh sertifikat halal yang harus didapat. Bagaimana cara mendapatkanya. Ke lembaga apa saja mengurusnya. ... * Mungkin, soal berapa biayanya, tidak sampai rinci sekali. Yang tidak ada kwitansinya. ...

Jhel_ng

"Karena yang haram tetap haram meskipun tercampur banyak yang halal. Yang halal akan jadi haram apabila tercampur sedikit yang haram". Ini penjelasan paling logis mengapa yang diperlukan adalah sertifikat halal, bukan sertifikat haram yang disampaikan BJPH. "Ya Tuhan, tunjukanlah kami jalan yang lurus." Kenapa bukan tunjukkan jalan yang sesat supaya kami tahu jalan yang lurus? Karena buang2 energi.. he he

djokoLodang

-o-- Suami istri sedang menonton "Who Wants To Be A Millionaire" sambil berbaring di tempat tidur. Suami menoleh dan bertanya, 'Apakah kamu ingin sekarang?' 'Tidak,' jawabnyi. 'Apakah itu jawaban terakhirmu?' 'Ya..' "Kalau begitu saya ingin menelepon teman." Dan saat itulah pertengkaran dimulai... --0-

Achmad Faisol

dahulu kala, di sebuah seminar, mas rusmanto, salah satu dedengkot linux, bertanya kurang lebih begini, "anda pakai windows bajakan...? aplikasi/software bajakan...? coba tanya mui, bisa dapat sertifikat halal atau tidak...?" wadaw...

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

TENTANG SAYA SENDIRI.. 1). Lahir dan besar, di "jeron beteng" (dalam benteng) Kraton Yogya. 2). Merasa sangat Jawa. 3). Kulit sawo matang. 4). Tapi menurut silsilah yang ada di buku terbitan "paguyuban Trah Gurisopawiro", nenek saya nomor urut 13 bernama "Dewi Kian", dan kakek saya nomor urut 12 juga namanya nama Tionghoa.. ### Dan sikap mental saya adalah sikap mental "karyawan". Bukan sikap mental "pengusaha".. Gak taulah. Dan juga gak penting. He he..

Achmad Faisol

maaf oot... apa perlu sertifikasi halal untuk makam...? biar ga ada makam palsu: - tidak ada mayat, tetapi dibuat patok makam dan ditulisi a bin b bin c... - makam kang bejo ditulisi d bin e bin f... saya sampai detik ini masih herman, karena gak masuk akmal, di luar nurul... kok ada orang sengaja memerintahkan pembuatan makam palsu, dan yang disuruh mau saja... lebih aneh lagi, ada pelaku yang ilmu agamanya, menurut saya, bagus... maka, syariat harus dipahami betul... belajar lagi fiqih, itu minimal... ga boleh klaim yang bukan haknya... ga boleh bohong, dst... kalau mau belajar rontgen, itu di jurusan radiologi... ga ada itu jurusan rontgen makam... he he he...

Liáng - βιολί ζήτα

CHDI : Saya pun berharap Jenny bisa merintis pasar di Tiongkok: sagu Papua tidak akan bisa diproduksi Tiongkok. Indonesia punya pesaing yang berat... Memang lahan sagu Indonesia jauh lebih luas daripada Malaysia, tetapi nilai ekspor sagu (pati sagu) Malaysia hampir 2 kali lipat dibanding Indonesia (data tahun 2023) - US$ 15 juta berbanding US$ 9 juta. Mungkin... bukan hanya business approach yang mesti dikedepankan, tetapi juga production quality nya.

Fiona Handoko

Selamat pagi bp thamrin, bung mirza, bp agus, bp udin, bp dg dan teman2 rusuhwan. Di sebua rumah. Hari kamis malam. Papah : "terima kasih mah. " Mamah : "yaa. Tapi jangan dibikin status. " Papah : "mang kenafa? " Mamah : "karena selalu saja akan ada orang yg tidak suka dengan kebahagiaan kita. " Papah mengangguk. Lalu mengambil hape dan mengecasnya. Meskipun baterai masih 69%

Beny Arifin

Di Jepang, semua makanan saya anggap haram sampai saya temukan yang halal. Sebaliknya, di Indonesia semua makanan saya anggap halal sampai ada yang saya curigai haram. Makanya saya heran Prabowo mengangkat Haikal Hasan menjadi pejabat yg khusus mengurusi percepatan sertifikasi produk halal. Kulkas saya dirumah ada label halal nya. Mungkin takut ada kulkas yg pakai minyak babi, atau materialnya nyolong, atau perusahannya pakai riba. Betapa sia sia nya.

Udin Salemo

Abah Dis lagi di Tiongkok nih, coba tanya disana apakah kepolisian Tiongkok merekrut ahli pertanian dan ahli gizi untuk mendukung program swasembada pangan pak Jinping. Mana tau polisi disana turun ke sawah untuk mempercepat swasembada pangan. Di negara kulonnya Tuvalu bagian barat daya, the police akan merekrut tenaga ahli pertanian dan ahli gizi dalam rangka ikut menyukseskan program swasembada pangan lurah baru. Sugoooiiii, kata orang Jepun, wkwkwkwk...

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

DARI KURBAN, SEKARANG MENJADI PELAKU GENOSIDA..? Cara Israel menghancurkan "wilayah" Gaza dan Libanon dengan: 1). Pertama, dengan meminta penduduk mengungsi dan atau meninggalkan rumah. Alasannya, di daerah itu, ada unsur Hamas dan atau Hisbullah. 2). Begitu penduduk meninggalkan rumah, maka rumah-rumah itu dihancurkan. 3). Penduduk yang sudah mengungsi pun tidak aman. Bantuan dihambat. Pulang tidak bisa, tidak diperbolehkan. Kalaupun bisa, tidak bisa menempati kembali rumahnya, karena rumah sudah hancur. 4). Di pengungsian, yang berpindah-pindah, bahkan saat di rumah sakit, masih sering ada pengeboman terhadap pengungsi dan rumah sakit. Alasannya, "di sana" ada unsur Hamas, dan atau Hisbullah. Hal-hal di atas, meski masih sering diperdebatkan, tetapi bisa dikatakan, merupakan salah satu ciri dan atau elemen "genosida". Meski kalau Israel menyatakan itu sebagai upaya pembelaan diri. Sementara tekanan dari komunitas internasional terhadap Israel sebenarnya memang ada, termasuk dari PBB dan beberapa negara Tapi respons sering terbagi dan diwarnai kepentingan politik dan diplomatik, sehingga hasilnya sering lemah atau terhambat. ### Mengerikan... Dulu kurban genosida. Sekarang menjadi pelaku genosida..

Leong Putu

"Perjalanan ke Shenzhen ini telah membuka kemungkinan baru bagi siapa saja". Waspada, Bu Bos...waspada....!!! Pak Bos nemu kesempatan baru di Tiongkok sana. Kemungkinan jalan mindo telah dirintis...waspada!!!

Liáng - βιολί ζήτα

iseng-iseng saja Kalau saya tidak salah, di setiap negara ada institusi yang menangani perdagangan luar negeri, dengan membawahi komite-komite negara tertentu yang potensial sebagai tujuan perdagangan untuk berbagai macam produk negaranya. Di Indonesia ada "Kamar Dagang dan Industri (Kadin)". Kadin membawahi banyak komite, ada "Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT)". Nah ini yang membuat orang seperti saya rada-rada bingung... Apakah KIKT belum semaksimal yang diharapkan pengusaha, terutama pengusaha menengah ?? Ataukah memang KIKT lebih fokus menangani bisnis berskala besar dengan nilai perdagangan sekian besar misalnya ?? Seandainya, seumpamanya, misalkan... (meski seperti mimpi di siang bolong)..... : Kalau saya jadi ketua umum Kadin Indonesia, Bapak Dahlan Iskan akan saya tunjuk paké jempol sebagai Ketua "Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT)". Di dalam SK yang saya tanda tangani ngga bakalan tuh dicantumkan embél-embél di depan nama Bapak Dahlan Iskan... tanpa "profesor" - wong Beliau tidak mengajar di perguruan tinggi koq ; juga tanpa "doktor honoris causa" - buat apa gelar kehormatan itu, wong sekarang ini disinyalir ada yang mulai jualan segala macam gelar kehormatan koq.) Sing puenting... kerjanya, sat set wat wet..... GOOOOOLLLLLLLLLL.

Er Gham

Zarof. Orang seperti dia ada banyak. Tersebar. Ditunjuk. Sebagai koordinator. Umumnya yang sudah pensiun. Tugasnya menampung uang haram. Menampung setoran dari proyek. Nanti uangnya dibagi bagi. Bisa juga buat jalan jalan. Bisa untuk bantu pegawai yang sedang kesulitan. Atau anaknya mau masuk sekolah. Apakah setiap kantor ada bemdahara uang haram ini. Who knows. Tapi itu kantor kantor di negeri konoha. Tidak terjadi di negeri ini. Yang penduduknya jujur dan saleh.

Mirza Mirwan

"Di arena pameran makanan dan minuman terbesar di Tiongkok ini," tulis Pak DI di paragraf kedua. Tapi tak dijelaskan nama pamerannya, siapa penyelenggaranya, dan lainnya. Walau saya tak diajak -- maksudnya dibayarin tiketnya -- ke Shenzhen, saya bisa menjelaskan tentang pameran makanan dan minuman itu. Penyelenggaranya adalah China Sugar New Century International Convention and Exhibition Co. Ltd. (Beijing). Pameran itu di adakan dua kali tiap tahun. Untuk musim semi selalu diselenggarakan di Chendu. Sedang untuk musim gugur diselenggarakan di kota lain. Nah musim gugur ini giliran kota Shenzhen. Karena kali ini pameran yang ke-111, maka nama pameran di Shenzhen itu "The 110th China Food and Drink Fair", berlangsung 29 - 31 Oktober. Venue pameran di Shenzhen Convention and Exhibition Center. Apa saja yang dipamerin? Traditional Wine, Grape Wine and International Liquor, Food and Beverage, Food Machinery, dan Food Packaging. Maka, sebenarnya, agak "nyleneh" kalau Pak DI minta Abdullah bercerita tentang bengkel motor listrik. Tetapi, ya, namanya promosi, kok. Toh penyelenggara mengizinkan. Bulan September kemarin di Shenzhen juga ada dua kali pameran lain.

Kategori :

Terkait

Sabtu 02-11-2024,04:29 WIB

Suami Sendiri

Minggu 27-10-2024,04:31 WIB

Camino Parkir

Jumat 11-10-2024,04:00 WIB

Paling Pedas

Sabtu 03-02-2024,04:59 WIB

Suka Makan

Selasa 26-12-2023,04:00 WIB

Tidak Libur