JAKARTA, DISWAY.ID - Makan bergizi gratis menjadi program utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan generasi unggul, di mana kunci sukses program makan bergizi gratis dibeberkan dalam FMB9.
Pendekatan budaya dan kebiasaan lokal di masing-masing daerah pun dinilai menjadi kunci sukses program makan bergizi gratis ini dapat berjalan optimal.
Kepala Biro Pelayanan Kesehatan Terpadu Universitas Gajah Mada (UGM), Andreasta Meliala, mengatakan pemahaman yang mendalam tentang konteks sosial budaya masyarakat sangat penting dalam merancang dan melaksanakan program ini.
"Kami lihat basisnya evidence atau bukti. Bukti-bukti ini sudah dihasilkan dan sudah dipraktikkan, dampaknya sudah terlihat," ujarnya dalam Forum Merdeka Barat (FMB9) dengan tema ‘Makan Bergizi Gratis: Dari Sini Kita Mulai!’, Senin 4 November.
BACA JUGA:Gandeng UABS, MG Resmikan Pabrik Baterai Pertamanya, Kualitas di Atas Standar Eropa
Ia menegaskan makanan bergizi telah terbukti secara ilmiah dapat membantu mengatasi masalah kesehatan, termasuk obesitas dan kurang gizi, yang saat ini menjadi tantangan serius di Indonesia.
Dalam konteks ini, program makan bergizi gratis yang dikembangkan ini diharapkan dapat menyasar dua isu penting tersebut secara bersamaan.
Menurut Andreasta, penyesuaian budaya dalam program gizi gratis tidak dapat diabaikan dalam program makan bergizi gratis.
Pendekatan ini harus mempertimbangkan kebiasaan dan preferensi makanan sehari-hari masyarakat setempat.
BACA JUGA:Pelantikan Basuki Hadimuljono: AHY dan Nusron Wahid Berikan Dukungan untuk Pembangunan IKN
BACA JUGA:Diam-diam Hamish Daud Sambangi Polda Metro Jaya, Sandy Arifin: Niat Laporkan Seseorang
Misalnya, di daerah pantai, masyarakat mungkin lebih terbiasa dengan konsumsi ikan, sementara di pegunungan, pola makan mereka bisa berbeda.
"Untuk itu, kita harus buat matriks yang jelas," ujarnya.
Dalam rangka menciptakan program ini berjalan efektif, Andreasta juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi berbagai pihak dan stakeholder.