BACA JUGA:KAI Undang Content Creators Nikmati Pesona Surakarta Lewat Event Traveling by Train 2024
"Ada beberapa orang tua yang berusaha memindahkan kependudukan anaknya di dekat sekolah yang diinginkan," tulisnya pada bagian permasalahan PPDB.
Diketahui, mereka menitipkan kependuduukan anaknya di Kartu Keluarga milik famili atau rekan yang tinggal di dekat sekolah tujuan.
"Sementara siswa yang jarak rumahnya dekat dengan sekolah akan santai-santai saja, karena ia pasti akan diterima di sekolah tersebut," lanjutnya.
Melihat kondisi tersebut, ia memberikan alternatif solusi berupa penggunaan metode lain seperti sebelumnya, yakni menggunakan nilai ujian nasional atau sejenisnya.
BACA JUGA:Wapres Gibran: Pemerintah Mau Bangun Sekolah Khusus untuk Korban Kekerasan
BACA JUGA:6 Titik Zona Rawan Banjir di Kota Bekasi Berada di Dataran Rendah, Kali Meluap
"Sehingga ada persamaan standar penilaian antarsekolah antarkabupaten/kota. Dengan pertimbangan bahwa apabila menggunakan nilai ujian nasional/sejenis, peserta didik akan termotivasi belajar lebih giat untuk mendapatkan nilai yang baik agar dapat diterima di sekolah impiannya," paparnya.
Meski begitu, ia mengingatkan untuk tetap memberlakukan sistem penilaian yang terukur dan terstandar yang berlaku secara nasional atau regional (provinsi) sehingga sekolah tidak asal memberikan nilai yang tinggi kepada siswanya.
"Saat ini di lapangan terjadi fenomena sekolah-sekolah memberikan nilai fantastis kepada siswa agar mereka bisa diterima di sekolah tertentu yang menjadi tujuannya melalui jalur prestasi," tambahnya.
BACA JUGA:Ini Peran Dua Tersangka Baru Kasus Judi Online di Komdigi, Polisi Sita Barang Bukti Rp3,1 Miliar
Selain itu, ia juga menyinggung persoalan dihapusnya UN yang membuat semangat belajar siswa menurun.
"Dihapusnya Ujian Nasional pada satu sisi membuat sekolah, guru, maupun siswa tidak terbebani dengan keharusan meencapai nilai tertentu agar lulus ujian dan lulus 100 persen," tambahnya.
"Tetapi pada sisi yang lain mengakibatkan semangat belajar siswa menurun. SIiswa malas untuk belajar karena tidak ada target yang harus dicapai," tutupnya.