JAKARTA, DISWAY.ID-- Peneliti Utama dan Inisiator Kaukus, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH mengungkapkan hasil riset para pekerja Generasi Z atau Gen Z 2,4 kali lebih rentan kena stres dan kurang semangat kerja.
Adapun faktor yang mempengaruhi pencetus timbulnya stres ada 3, satu di antaranya tidak ditemukan keseimbangan hidup dan bekerja atau yang dikenal sebagai Work Life Balance.
"Para pekerja dengan usia lebih muda (dibawah 40 tahun) atau Gen Z 2,4 kali lebih berisiko mengalami kurang energi/kurang aktif bekerja karena faktor stres," ujar Ray ditemui di Salemba, Jakarta Pusat, Kamis 14 November 2024.
BACA JUGA:Kereta Tanpa Rel di IKN akan Dikembalikan ke China, Kemenhub Pastikan Tidak Rugikan Negara
Tak hanya itu, Ray melanjutkan hasil survey menunjukkan sebanyak 33 persen pekerja keuangan level staf, 30 persen diantaranya mengalami stres.
Bahkan, puncak tertinggi ditempati oleh profesi penagih hutang atau debt collertor sebanyak 53,8 persen.
"Sebanyak 33 persen Pekerja level Staf dan hampir 30 persen pekerja keuangan sektor swasta mengalami kurang energi atau kurang aktif bekerja karena faktor stres," tuturnya.
"Bahkan 53,8% debt collector mengalami kurang energi atau kurang aktif dalam bekerja karena faktor stres," tambahnya.
Sementara itu, berdasarkan keterangan dari Ketua Tim Peneliti Kaukus Keswa Prof. Rofikoh Rokhim menegaskan bahwa alasan mengapa pekerja perempuan rentan kena gangguan jiwa karena industri sektor keuangan sangat kuat regulasi dan dinamika kerja yang sangat berat.
"Karena tekanan dan dinamika industri keuangan itu sangat berat dan bervariasi, karena berurusan dengan aspek regulasi yang ketat,” ucap Rofikoh.