Budi Arie Ungkap Produksi Susu Dalam Negeri Tidak Cukup untuk Program Makan Bergizi Gratis

Kamis 14-11-2024,16:47 WIB
Reporter : Bianca Khairunnisa
Editor : Khomsurijal W

JAKARTA, DISWAY.ID - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengungkapkan saat ini jumlah produksi susu dalam negeri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menkop Budi menyebutkan untuk menyediakan pasokan susu dalam program MBG ini, Pemerintah perlu menarik Rp 14 triliun atau sebesar 20 persen dari anggaran MBG yang berjumlah Rp 71 triliun.

Sementara itu, Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) saat ini hanya mampu untuk menyediakan susu dengan nilai agregat sebesar Rp1,5 triliun.

BACA JUGA:Sambangi Peternak di Pasuruan, Mentan Amran Pastikan Susu Lokal DIserap Industri

"Berarti kan masih jauh sekali. Artinya, koperasi produknya harus terserap karena banyak kurangnya," ujar Menkop Budi dalam keterangan resminya pada Senin 11 November 2024.

Meski begitu, Menkop Budi juga tidak memberikan jawaban yang pasti akan kemungkinan pengambilan solusi impor untuk menutupi kekurangan ini.

Namaun dirinya menegaskan, pihak Pemerintah akan tetap mencari jalan keluar lain untuk mengurangi tingkat impor susu.

"Kita harus swasembada susu nasional, kita harus mengurangi impor," ujar Budi dalam keterangannya.

Sementara itu Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Jakarta, Achmad Nur Hidayat, mengungkapkan kekhawatirannya atas skenario 80 persen untuk memenuhi kebutuhan susu melalui impor.

Jika Pemerintah memutuskan untuk menggunakan susu impor dalam program MBG ini, disebutkan, maka sekitar 1,44 miliar liter susu akan berasal dari luar negeri.

BACA JUGA:Begini Antisipasi Menkop Budi Arie Tangani Kisruh Koperasi Susu di Boyolali dan Pasuruan

BACA JUGA:Alasan Lebih Pilih Susu Impor daripada Susu Lokal Diungkap Asosiasi Industri Susu

Sedangkannya hanya 20 persen atau sekitar 360 juta liter yang dihasilkan peternak lokal.

"Jika kita asumsikan harga susu impor sekitar Rp10.000 per liter, maka biaya total untuk Rp 1,44 miliar liter akan mencapai sekitar Rp14,4 triliun per tahun. Ini berarti Rp14,4 triliun berpotensi mengalir keluar negeri, khususnya ke negara-negara pemasok utama susu seperti Australia dan Selandia Baru. Sementara itu, peternak lokal hanya mendapat kesempatan pasar untuk sekitar Rp 3,6 triliun," ujar Achmad saat dihubungi oleh Disway pada Kamis 14 November 2024.

Menurut Achmad, ada beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah untuk mendorong penyerapan susu produksi dalam negeri.

Kategori :