Dekan FK UI Prof Ari Fahrial Syam Soal Medical Check Up Gratis di Hari Ulang Tahun

Sabtu 16-11-2024,23:52 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : Khomsurijal W

JAKARTA, DISWAY.ID -- Pemerintah akan segera meluncurkan program medical check up gratis khusus pada haru ulang tahun.

"Mudah-mudahan harusnya selesai dalam bulan ini, nanti Desember kita bisa sosialisasikan ke seluruh Indonesia. Kita akan lakukan mungkin bertahap satu kelompok usia tertentu dulu dan kita coba ke beberapa kabupaten, kota, dan kita akan lakukan agresif ekspansi untuk itu," ungkap Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin ketika ditemui di RS Harapan Kita, Jakarta, 15 November 2024.

Dijekaskannya, nantinya skrining akan dilakukan dengan membagi berdasarkan segmentasi usia.

BACA JUGA:Kenaikan PPN 12 Persen Harus Bermanfaat Bagi Kesehatan Masyarakat

"Cek kesehatan gratis itu kan beda-beda untuk kelompok umum, bayi baru lahir, balita, anak-anak, dewasa, dan lansia itu seperti apa," terangnya.

Pihaknya juga saat ini mempertimbangkan lokasi pelaksanaan medical checkup gratis ini dilakukan, mulai dari puskesmas, posyandu, bahkan sekolah dan kantor.

Jelang peluncuran ini, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH memberikan sejumlah catatan, salah satunya program ini harus dapat meningkatkan bukan hanya deteksi penyakit, tetapi penanangan kesehatan sedini mungkin.

"Yang penting adalah, menurut saya, memang bukan sekadar pemeriksaan kesehatan, justru yang penting adalah follow-up-nya," terang Ari ketika ditemui di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, 16 November 2024.

Pasalnya, ia menemukan bagaimana para pekerja, meski telah mendapatkan fasilitas dari kantor, tidak melakukan penanganan lebih lanjut usai skrining kesehatan.

BACA JUGA:Deteksi Kanker Masih Minim, Dekan FKUI: PR untuk Pemerintah

"Banyak pemeriksaan-pemeriksaan kesehatan, padahal pekerja itu sudah free of charge (dari kantor), tapi dia tidak follow-up baik dari institusi pelayanan kesehatan maupun dari yang bersangkutan, ini tidak ada gunanya," tandasnya.

Sementara itu, ia juga menyoroti peran organisasi profesi dalam mempersiapkan program tersebut.

"Screening memang harus disesuaikan. Cuma maksud saya fokusnya itu apa. Makanya saya juga mengkritisi dalam tanda petik, kasih saran, agar memang harus berdiskusi dengan para pakar kesehatan. Mohon maaf saja, Kementerian Kesehatan itu terbatas," sebutnya.

Padahal mestinya, organisasi profesi dan institusi pendidikan kedokteran memiliki peranan penting dalam pelaksanaan program ini, termasuk merencanakan pemeriksaan yang betul dibutuhkan pada masing-masing segmen usia, misalnya.

"Jangan sampai ada satu pemeriksaan yang sebenarnya tidak benar-benar dibutuhkan karena kan dana kita juga terbatas. Saya rasa juga musti strategis di dalam menerapkan ini. Intinya adalah bicara dengan organisasi profesi," tuturnya.

Kategori :