JAKARTA, DISWAY.ID-- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dikabarkan telah menerima proposal rencana investasi yang kembali diajukan oleh perusahaan teknologi terkemuka asal Amerika Serikat, Apple.
Dalam proposal tersebut, Apple diketahui telah mengajukan investasi besar di Indonesia, dengan nilai sebesar USD 100 juta atau sekitar Rp1,58 triliun (kurs Rp15.800) di Indonesia selama dua tahun.
BACA JUGA:Pabrik Apple di Indonesia Hanya Produksi Aksesoris, Kemenperin Ungkap Jenisnya
BACA JUGA:Belum Dapat Restu, Kemenperin Masih Pertimbangkan Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun
Menurut keterangan Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, proposal tersebut juga menyebutkan rencana pembangunan development center, Pembangunan Apple Academy di Bali dan Jakarta.
Selain itu, aksesoris-aksesoris yang akan diproduksi dari pabrik tersebut rencananya akan berupa komponen Mesh Airpod Max, atau bantalan headset Airpod Max
Kendati begitu, masih belum ada tanggapan lebih lanjut dari pihak Kemenperin mengenai jenis produk lain yang akan diproduksi dari pabrik tersebut.
BACA JUGA:Dalami Proposal Investasi Baru Apple, Kemenperin Pertimbangkan Hal Ini
"Dalam proposal tersebut, Apple menyampaikan USD 100 juta itu untuk pembangunan produk development center maupun professional developer academy," ujar Febri dalam keterangan tertulis resminya pada Senin 25 November 2024.
Selain itu, Febri juga menambahkan bahwa Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menghendaki Apple untuk mulai bekerja sama dengan industri dalam negeri untuk mengintegrasikannya dengan Global Value Chain (GVC) Apple.
"Nantinya, hal ini juga akan memberikan dampak positif bagi sektor industri manufaktur di tanah air, termasuk menyerap tenaga kerja pada industri yang masuk dalam GVC Apple," ujarnya.
BACA JUGA:3 Syarat Buat Investasi Apple di Indonesia dari Kemenperin
BACA JUGA:Demi iPhone 16, Apple Tawarkan Proposal Investasi Rp 1,58 Triliun
Febri juga menekankan, bahwa Kemenperin mencatat masih ada komitmen investasi Apple pada proposal periode 2020-2023 sebesar Rp271 Miliar yang belum direalisasikan.