JAKARTA, DISWAY.ID -- Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menilai pentingnya kualitas pendidikan dibanding dengan kurikulum.
Pihaknya meyakini bahwa kurikulum sebagai daftar menu masakan.
Namun demikian, cara penyajian masakannya sangat bergantung pada keahlian yang masak, sarana prasarana untuk memasak, dan bahan-bahan untuk dimasak.
BACA JUGA:Hari Guru Nasional: Menko AHY Serukan Peningkatan Kualitas Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045
"Menu nasi goreng misalnya, akan tersaji berbeda-berbeda di ruang kelas, karena tergantung pada keahlian yang masak, kelengkapan peralatan masak dan keragaman bahan yang dimasak, seperti sosis, ayam, daging suwir, dan telor," demikian tertulis pada siaran pers FSGI, dikutip Kamis, 28 November 2024.
Sedangkan apabila keahlian rendah, sarana dan prasarana minim, dan tidak ada bahan tambahan, menu yang tersaji pasti biasa saja bahkan kurang enak dan kurang bernafsu menyantapnya.
Hal sebaliknya ketika menu masakan ditunjang dengan keahlian tinggi sang koki, pasti makanan yang tersaji sangat enak dan ada gairah untuk menyantapnya.
Terlebih, kualitas dalam pendidikan dasar dan menengah sangat ditentukan oleh kompetensi guru.
"Guru yang berkualitas akan menciptakan peserta didik yang berkualitas. Jika guru dan siswa berkualitas, maka pendidikan di sekolah itu pasti berkualitas," ujarnya mengingatkan.
Termasuk, bagi daerah yang didominasi sekolah-sekolah berkualitas, maka pendidikan di daerah tersebut juga berkualitas.
BACA JUGA:Mendikdasmen: Pendidikan Ratusan Ribu Guru Belum D4 atau S1
"Jika mayoritas daerah pendidikannya berkualitas maka dapat dipastikan bahwa pendidikan di Indonesia berkualitas.
Terkait hal ini, ia menyoroti dua prinsip penting peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, keadilan dan kesempatan yang sama bagi anak Indonesia.
Sayangnya, tak dapat dipungkiri masih minimnya sarana prasarana untuk pembelajaran.
Ia pun mencontohkan realita salah satu sekolah di Nias Barat, tepatnya SMKN Ulu Moro'o, yang kondisi bangunannya sangat mengkhawatirkannya.