"Bahkan lebih tepat disebut sebagai kandang ternak. Padahal ini sekolah kejuruan yang idealnya memiliki peralatan, bahan dan laboratorium untuk mengasah keterampilan siswanya," ungkapnya.
Permasalahan baru pun dikhawatirkan kembali terjadi apabila adanya penggantian kurikulum.
"Kurikulum Merdeka saja belum tuntas dipelajari dan dilaksanakan. Imbasnya para guru didaerah terutama di daerah 3T," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti untuk lebih meningkatkan kualitas guru ketimbang menganti kurikulum.
BACA JUGA:Stereotipe Gender di Pendidikan Vokasi, Kemendikdasmen Soroti Minimnya Perempuan di Bidang STEM
"Karena pergantian kurikulum selalu berdampak pada pendidik dan peserta didik. Mereka akan selalu memulai dari nol lagi," katanya.
Padahal, menurutnya, kurikukum apapun yang diterapkan bisa membuat murid berkualitas selama selama guru itu kreatif dan inovatif.
"(Sebaliknya) apapun pendekatan pembelajaran yang dilakukan selama belum memahami kebutuhan dari sekolah, dalam hal ini guru dan siswa, maka tidak akan maksimal pelaksanaan kegiatan dari pembelajaran itu sendiri," jelasnya.
Dengan begitu, ia menegaskan setiap program peningkatan kompetensi guru itu harus menjadi fokus utama perbaikan dan evaluasi yang tengah dilakukan pemerintah.