Donald Trump Ancam Negara Anggota BRICS, Ekonom: Indonesia Harus Extra Hati-hati

Rabu 04-12-2024,09:54 WIB
Reporter : Sabrina Hutajulu
Editor : Subroto Dwi Nugroho

JAKARTA, DISWAY.ID -- Presiden Amerika terlipih Donald Trump mengancam negara-negara anggota BRICS.

Ancaman Donald Trump berupa mengenakan tarif impor 100 persen, bila mereka (BRICS) tetap berniat membuat mata uang sendiri untuk menggantikan mata uang dollar AS.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menyebut, Donald Trump hanya berkedok mengancam negara anggota BRICS karena ingin mengeluarkan mata uang baru.

BACA JUGA:Hadiri Resepsi Hari Nasional UEA, Wapres Gibran Tegaskan Indonesia - UEA Miliki Visi Sama Dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia

BACA JUGA:Wapres Gibran Apresiasi Eratnya Hubungan Bilateral Indonesia - UEA

Padahal alasan utama nya untuk melakukan proteksi perlindungan pasar dalam negeri AS. 

"Jelas gertakan Donald Trump ini melebihi masalah mata uang baru dibawah kendali BRICS. Negara-negara anggota BRICS merupakan negara penyumbang defisit perdagangan dengan AS," kata Bhima kepada Disway Rabu 4 Desember 2024. 

Wajar Donald Trump bersikap kritis terhadap BRICS, dan menjadikan mata uang sebagai alasan utama," tambahnya.

Padahal secara praktik kata Bhima, pembuatan mata uang bersama bukan hal mudah. 

Struktur ekonomi negara anggota BRICS berbeda, neraca pembayaran juga berbeda, belum soal cadangan devisa nya. 

BACA JUGA:Fakta-fakta Kasus Anak Bunuh Ayah dan Nenek Temuan Kementerian PPPA

BACA JUGA:Gus Miftah Minta Maaf Usai Video Candaan Hina Pejual Es Teh Viral di Medsos, Kena Tegur Mayor Teddy!

Misalnya China dan India yang masing-masing memiliki cadangan devisa sebesar 3.316 triliun dolar dan 700 miliar dolar.

Sementara Indonesia cadangan devisa nya 151,2 miliar dolar.

Jika cadangan devisa masing-masing negara anggota BRICS terpaut jauh, sulit wujudkan mata uang bersama. 

Kategori :