"Saya mengalami trauma selama 1 tahunan, saya takut ketemu pelaku, saya juga takut ke luar rumah," ungkapnya.
BACA JUGA:Pukul Ofisial Persib di Stasiun Balapan, Puluhan Oknum Suporter Diamankan Polresta Surakarta
BACA JUGA:8 Anggota OPM Kembali ke NKRI, Satgas Yonif 501/BY Terus Tingkatkan Perdamaian Papua
Kendati demikian, saat ini dirinya mengaku trauma yang dialaminya itu telah hilang. Hingga berani membongkar kasus pelecehan seksual yang dilakukan W.
"Alhamdulillah sekarang traumanya sudah hilang, saya pun berharap kepada korban-korban lainnya, untuk menguatkan mental, setelah kasus ini dilaporkan ke polisi," ungkapnya.
Pelecehan seksual itu juga dilakukan W ketika proses belajar mengaji selesai. F mengaku dirinya kemudian diajak ke toilet oleh pelaku.
"Saya dilecehin, dipegang-pegang kemaluannyanya sampai mengeluarkan cairan," kata F.
Usai dilecehkan, F mengaku tak berani menceritakannya kepada siapapun, lantaran takut jika permasalahannya menjadi panjang.
Terlebih, F menganggap bahwa pelaku masih merupakan guru atau ustaznya.
BACA JUGA:Innalillahi, Polisi yang Aniaya Sopir di Pelabuhan Ambon Meninggal Saat Diperiksa Propam
BACA JUGA:Banjir 2 Meter Rendam Kabupaten Mandailing Natal, 30 KK Mengungsi
"Pas itu masih kecil, masih usia 6 SD. Terus takut juga, sama dia juga ustaz juga," tuturnya.
Kasus dugaan pelecehan seksual itu pun akhirnya terbongkar setelah F menceritakan apa yang telah dialaminya kepada orangtua, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Dia pun telah melaporkan dugaan kasus pelecehan seksual ini ke Polres Metro Tangerang Kota.
"Udah makin banyak korbannya, makannya buat laporan polisi. Senin kemarin (23 Desember)," tutupnya.