Swamedikasi dan Penyalahgunaan Obat: Dua Sisi Mata Uang Layanan Kesehatan

Senin 13-01-2025,21:31 WIB
Reporter : Reza Permana
Editor : Reza Permana

Menurut dr. Muhammad Fajri Adda’i, residen kardiologi dan dokter influencer swamedikasi membantu masyarakat mengatasi gejala ringan sekaligus mengurangi beban fasilitas kesehatan.

”Namun, edukasi menjadi kunci keberhasilan," paparnya.

BACA JUGA:Jadwal dan Daftar Wakil Indonesia di India Open 2025, Debut Pasangan Baru di Ganda Campuran hingga Ganda Putri Absen

BACA JUGA:Penerimaan Polri SIPSS 2025 Dibuka Mulai 13 Januari, Cek Daftar Jurusan dan Jadwal Lengkapnya

“Pembelian obat golongan bebas (tanda lingkaran hijau), dan bebas terbatas (tanda lingkaran biru) tanpa resep harus dilakukan dengan mematuhi aturan dosis di kemasan, karena penggunaan secara berlebihan dapat mengakibatkan efek samping kerusakan organ dalam,” jelas dr. Fajri.

Ia juga menekankan pentingnya konsultasi tenaga kesehatan jika kondisi tidak membaik dalam tiga hari.

Potret Suram Penyalahgunaan Obat 

Masalah ketimpangan fasilitas kesehatan belum juga selesai, kini muncul persoalan lain, di antaranya penyalahgunaan obat-obatan oleh oknum di beberapa daerah.

Obat-obatan yang pasokannya sudah terbatas malah dicampur dengan minuman keras untuk menambah sensasi efek memabukkan dari minuman tersebut.

Hal ini jelas semakin merugikan masyarakat yang membutuhkan obat untuk swamedikasi.

BACA JUGA:Ngeri! Kronologi Kecelakaan Motor dan Mobil Alphard di Konawe, Polisi Ungkap Pemotor Mengantuk

BACA JUGA:Jadi Tren TikTok, Lirik Lagu La La La Naughty Boy ft. Sam Smith dan Terjemahannya Curi Perhatian Netizen

Hal ini disorot secara khusus di siniar tersebut oleh Psikolog Klinis Anak dan Keluarga, Irma Gustiana Andriyani, S.Psi., M.Psi. yang menyebutkan bahwa remaja menjadi kelompok paling rentan.

“Otak remaja belum sempurna proses perkembangannya, sehingga belum dapat mengukur risiko dan sering bertindak impulsif. Selain itu, upaya konformitas dengan teman sebaya juga memberikan kecenderungan melakukan hal-hal yang kurang bijak,” ungkap Irma Gustiana.

Ia menambahkan minimnya edukasi dari keluarga, sekolah, dan lingkungan memperburuk situasi ini.

“Kurangnya pengetahuan dasar mengenai hidup sehat dan penggunaan obat yang aman di rumah dan di sekolah memberikan celah bagi remaja untuk mencoba hal-hal berbahaya, termasuk penyalahgunaan obat," jelasnya.

Kategori :