JAKARTA, DISWAY.ID - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dilaksanan mulai dari berbagai tingkat pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi bagi para siswa melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kemang.
BACA JUGA: Sambut Hari Bhakti Imigrasi ke-75, Imigrasi Konsulat RI Tawau Bagikan Makanan Sehat Bergizi
BACA JUGA:Benarkah Makan Bergizi Gratis Pakai Duit Prabowo? Dasco Bilang Begini
Namun, program MBG menimbulkan dampak signifikan bagi pedagang kantin di sekolah yang mulai cemas.
Salah satunya Ibu Sri, pedagang kantin Sekolah Dasar disalah wilayah Jaksel, yang biasa menjual nasi ayam dan minuman.
"Anak-anak dapat makan gratis, jadi kantin pada tutup," ujarnya, menjelaskan bahwa kehadiran program makan bergizi membuat penjualan di kantin menurun.
Ibu Sri juga menyebutkan bahwa dirinya khawatir akan pembelian bahan makanan yang berlebihan dan berujung pada pemborosan.
BACA JUGA:Pemprov DKI Siap Bantu Anggaran Makan Bergizi Gratis jika Diperlukan Pemerintah Pusat
"Biar nggak beli bahan kebanyakan, anak-anak nggak kebelakangan kan," katanya.
Ketika ditanya tentang kemungkinan kantin tetap beroperasi meski ada program ini, Ibu Sri menyampaikan bahwa mereka sempat berdiskusi dengan pihak sekolah.
"Sekolah udah sempat ngomong ke kantin-kantin, tapi kita lihat gimana nanti," ujarnya dengan kekhawatiran.
Selain itu, Ibu Sri juga mencatat bahwa sejak pandemi, pendapatan dari kantinnya jauh menurun.
"Waktu pandemi tuh sepi, bisa 400-500 ribu. Sekarang susah mencari segitu," katanya, menggambarkan dampak ekonomi yang dihadapi para pedagang kantin setelah kebijakan pembatasan sosial.
Dengan program makan bergizi gratis yang berlaku pagi hari, Ibu Sri menyebutkan bahwa anak-anak sudah kenyang sebelum jam makan siang, yang menyebabkan mereka enggan membeli makanan di kantin.